Skip to main content

Perkembangan Internet of Things (IOT) di dunia sudah di luar dari apa yang kita bayangkan, ketika IOT mulai merambah ke AI (Artificial Intelijen), Augmented Reality (AR) & Virtual Reality (VR). Riset lab dari Google sudah satu langkah membangun mesin dengan kapabilitas intelijen seperti manusia. Algoritma dirancang untuk meniru otak dan cara manusia berpikir, bahkan mulai belajar memiliki perasaan, ujar seorang pakar Ai Scientist. Selanjutnya paparan Dr. Simon See, Direktur Nvidia Ai Tech Center dan professor Shanghai JT Universitas.

Untuk aplikasi Autonomous Car (Deep Learning Self driving car) sudah memiliki Semantic Segmentation of Picture artinya bisa membedakan objek dari sebuah gambar misalnya mobil, manusia menyeberang, jalan, langit, rambu lalu lintas dll. Dilengkapi dengan banyak sekali sensor IOT jarak pendek, panjang.
Lab dari Baidu sudah berhasil melakukan Big Data Analytics Search pencarian keysound atau suara dari pembicaraan 1 milyar mobile user. Bahkan dengan Nvidia GPU Power Deep Speech 2 Super computer bisa melakukan speech recognitions dan menterjemahkan cepat bahasa Inggris dan Mandarin dengan accuracy seperti manusia. Bayangkan bisa analisa dari audio/speech input menjadi tulisan (words) atau melakukan Natural Language Processing.

Didunia Kesehatan melindung kesehatan pasien melalui pengobatan pencegahan yang canggih. Dengan Analisa canggih (Deep patient analyzes) dari milyaran data elektronik kesehatan untuk deteksi atau prediksi 78 penyakit dalam 1 tahun ke depan dari seorang pasien. AI digunakan di Neural Network Lab yang memiliki 700,000 data records di Genetic Genomic Science, Biomedical Informatics.

General Electric Global Research – memanfaatkan Deep Learning Approach untuk aplikasi Gas Turbine Combustors meningkatkan accuracy dan reliabilitas dari deteksi anomali kerusakan mesin turbin

Mengapa AI atau Machine Learning berkembang dua kali lipat? Karena 3 faktor yaitu Tersedianya (1) Big Data; (2) Teknologi Baru di AI dan IOT Sensor) dan (3) Peningkatan kemampuan proses Grafis oleh GPU Accelerator. Misalnya Big Data: 350 million images di upload setiap hari; Walmart 2.5 Petabytes dari data klien; 300 jam video di upload dalam 1 menit di Youtube dan ratusan aplikali lainnya. Kemampuan Deep Learning karena kemajuan CPU, GPU misalnya memiliki 10 layers 1 milyar parameter dan 10 juta gambar dst dibandingkan otak manusia memiliki 1 Triliun parameter, hanya 1,000 kali sebuah mesin saat ini dan akan cepat terkejar.
Dalam simulasi game Alpha Go untuk pertama kali mesin mengalahkan manusia dan menjadi professional di Google Deep Mind Lab. Mesin hanya dilatih selama 3 minggu dengan 340 juta langkah dengan menggunakan Superkomputer sudah dapat mengalahkan 5 pertandingan dengan manusia Jago dunia. Ai sudah bisa melakukan Computer vision: Object Detections & Image Classification; Speech & Audio: Voice Recognition – Language Translations; Natural Language Processing: Recommendation engines – sentiment analysis.

Facebook Personal Asistan di laboratorium sudah seperti manusia dapat berpikir dan menjawab pertanyaan manusia, juga Just Ask Amazon Echo yang dikembangkan oleh Amazon. Facebook menggunakan Big Sur Server Deployment Pineville Data Center sejak 2016 dengan 4 rak masing masing 8GPU Servers.

Kita memasuki era baru Computing dari Mobile First menuju Ai First, ujar Sundar Pichai, Google CEO. Pada 1995 memasuki era PC Internet WinTel, Yahoo dengan 1 miliar pemakai PC (1995-2005); kemudian pada 2005 memasuki era Mobile Cloud (Iphone, Amazon AWS) dengan 2.5 milyar Mobile Users (2005-2015) & Big Data; Pada 2015 Ai & IOT Deep Learning, GPU populasi mencapai 100 miliaran devices 2025. Google sudah mengembangkan mesin yang memiliki human like intelijen jadi bukan saja robot tapi humanoid seperti yang kita tonton di film science fictions. Namun ini tidak lagi fiksi namun kenyataan dari mesin mesin dengan intelijen tinggi yang terhubung ke Internet namun memiliki kemampuan berpikir sangat tinggi kombinasi teknologi IoT karena terhubung ke Internet. AI karena menjadi intelijen buatan menyamai otak manusia dan Big Data karena dapat menyerap data raksasa yang ada di Internet ketika terhubung ke Internet. Selagi kita menganggap teknologi smartphone dan PC kita canggih, perkembangan di riset perusahaan seperti Google sudah di luar dari apa yang kita bayangkan seperti di dunia film fiksi. Ke depan AI Computer akan berkembang melakukan Semantic Computing dengan meniru strutur otak melakukan Deep Learning dan Reasoning Learning. Interface antara panca indra manusia dan dengan Ai Komputer seperti Mata (Cognitive Vision– Sight); Mulut (Natural Language Processing – Speech); bahkan Emosi manusia (Affective Computing – Emotion).

Demikian sekelumit insight yang kami simak dari keynote speech para pakar dunia perancang teknologi masa depan AI, IOT, Big Data Analytics di berbagai belahan dunia di IOTAsia 2017 Singapore Expo, semoga menggugah semangat generasi milenial Indonesia untuk terus belajar dan berkreasi agar tidak terlena hanya berpolitik praktis dan bersosial media.