Skip to main content
Category

Cyber

NEXT GEN AI 2025 – Day 2 : Focus pada Cyber Security, Governance Data Privasi & Sertifikasi Profesi & Peralatan

Day 2 Summit Next GenAI 2025 sukses diselenggarakan  pada tanggal 28 October 2025 di Hall A1 JIEXPO dengan fokus pada Cyber Security, Governance Data Privasi & Sertifikasi Profesi & Peralatan.

Setelah lagu kebangsaan Indonesia Raya diawali dengan  Opening Remark Chairman ABDI, Dr Rudi Rusdiah MA. Dilanjutkan dengan Keynote Speakers:  Syamsi Hari SE,MM, Ketua BNSP (Badan                                                       National Sertifikasi Profesi) yang membahas isu Sertifikasi Profesi yang sedang digalakkan Pemerintah untuk meningkatkan kompetensi Tenaga Kerja Indonesia kedepan. Khusus Day 2 Summit ini fokus pada sektor SiberSecurity, Pejabat PDP & AI Engineer;  Rektor Universitas Pertahanan, diwakili Marsma TNI Dedy Ghaji Elsyaf MSi,Karo Kerma Humas & Kepala BSSN diwakili Mayjen TNI Bondan Widiawan Skom, MSI berbicara terkait bagaimana memanfaatkan AI untuk meningkatkan pertahanan dan ketahanan siber di NKRI bersama Keynote Syarbeni CSPO (CyberSecurity & Privacy Officer),Huawei Indonesia; drg Rudy Kurniawan, Kepala Pusdatin, Kemen Kesehatan berbicar tentang penerapan Satu Sehat Indonesia dan peranan AI pada Teknologi Kesehatan; Jay Lin (Taiwan), Director, JBL AI DC menugaskan Mr Steve Chou, Sales Manager, Edgecore Networks Corp berbicara terkait teknologi Server, Switch dan Networking products untuk AI Data Center.

Fire Chat Panel Discussion yang sangat dinamis  dengan moderator Dr Rudi Rusdiah MA, ABDI berdiskusi dengan para panellist: Panelist Pertama, Marsma TNI Prof Dr Ir Rudi Gultom, Rektor Nurtanio yang bercerita tentang pengalamannya minggu lalu menjadi panelis bersama para Komandan Siber, Petinggi Militer Negara Asean di Singapura, berdiskusi tentang: (1). Bagaimana konsep Cybersecurity Quadruple Helix dapat memperkuat kerja sama antara Pemerintah, Industri, Akademisi, dan Pengguna (Militer & Masyarakat Sipil) dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks, (2). Proposal Sixware Cyber Security Framework (SWCSF) yang diusulkan utk meningkatkan keamanan siber di lingkungan ASEAN, (3). Mengapa Public–Private Partnership dianggap sebagai fondasi utama dalam membangun pertahanan/keamanan siber di era digital saat ini, khususnya di kawasan ASEAN?; (4). Dalam konteks kemajuan teknologi seperti AI, Big Data dan Quantum Computing, bagaimana keseimbangan antara inovasi dan keamanan dapat dijaga melalui kerja sama publik–swasta; 5.  Urgensi pengembangan Regional ASEAN Cyber Defence Framework dan bagaimana tiga pilar utamanya, Policy & Technical Interoperability, Cross-Border Data Exchange, dan Human Capital Development, dapat meningkatkan keamanan siber kolektif kawasan ASEAN?; 

Selanjutnya, Panelist Kedua, Rindy, Ketua Tim Pengawas Kepatuhan Ruang Digital, Kementrian Komdigi yang memang pakar terkait UU PDP dan Pengawasan terhadap pelanggaran PDP membahas isu isu: (1). Pengaturan prinsip 2 dasar Pemrosesan Data Pribadi (ProsDP) pada UU PDP, termasuk keharusan peroleh persetujuan & memastikan tujuan ProsDP yang jelas. Dalam konteks AI yang gunakan big data dalam machine learning, bagaimana memastikan agar Pengumpulan & ProsDP untuk pelatihan AI tetap comply dengan UU PDP? Sebagai Kepala Pengawas Ruang Siber, Bagaimana Trend Pelanggaran UU PDP di Indonesia dari sejak dicanangkan PP PSTE 2019 & UU PDP 2022 ?,  (2). AI yang sering digunakan untuk melakukan profiling atau mengambil keputusan otomatis terhadap individu, misalnya dalam rekrutmen, kredit, atau layanan publik. Bagaimana penerapan prinsip  keadilan dan hak SDP (Subject Data Pribadi) dalam konteks automated decision-making ini sesuai ketentuan UU PDP?, (3).  ⁠Salah satu Prinsip utama UU PDP adalah ProsDP yang harus miliki dasar hukum & tujuan yang spesifik. Sementara pada AI, data sering digunakan untuk eksplorasi dan pengembangan model. Bagaimana Kominfo memandang praktik ini agar tetap sejalan dengan prinsip lawfulness, fairness, and purpose limitation dalam UU PDP, (4) Penerapan pada fase training model AI menggunakan data yang diklaim sudah dianonimkan. Namun secara teknis, beberapa riset menunjukkan data yang teranominisasi masih bisa diidentifikasi kembali. Sejauh mana proses anonimisasi dapat dianggap memenuhi standar perlindungan data pribadi sesuai UU PDP?;  

Selanjutnya Panelist Ketiga, Eko Arieslianto, Kepala Pussertif (Pusat Sertifikasi) Teknologi Keamanan, BSSN membahas: (1). Produk AI apa saja yang sudah tersertifikasi di Pussertif? (2). Peran sertifikasi keamanan siber dan sandi yang dilakukan Pussertif untuk mendukung keamanan siber di Indonesia?; (3).  Pemanfaatan AI di BSSN untuk pengamanan siber saat ini; (4) Apa yang harus dilakukan Pemohon yang ingin mengajukan sertifikasi untuk produk IT; (5)  Dalam menyiapkan dokumen persyaratan, apakah terdapat layanan pendampingan untuk pemohon? Biaya untuk sertifikasi pada BSSN?;  

Last but not least, Panelist Keempat dan Terakhir,  Andrew Wilinata, Manager Huawei Cloud yang menjadi sponsor utama acara ABDI bersama BCA berdiskusi tentang: (1). Langkah praktis yang bisa diambil untuk memperkuat kolaborasi antara Tim Data Protection, Compliance, dan Bisnis dalam mengelola big data enterprise; (2) AI kini banyak digunakan untuk analisis data — bagaimana memastikan data yang dipakai AI baik untuk pelatihan dan inferencing tetap aman dan etis?;  (3). Menyeimbangkan kebutuhan berbagi data enterprise untuk inovasi produk dengan kewajiban menjaga privasi; (4). Membangun budaya kesadaran keamanan data enterprise di antara karyawan non-teknis mengingat banyaknya serangan diawali dengan sosial engineering dan spear phishing.

Day 2 Opening Remark

Banyaknya Keynote Day 2 yang fokus pada Cyber Security, maka Cyber Security menjadi pokok bahasan pada Opening Remark ABDI Day 2 yan diawali dengan Prinsip Proactive Cybersecurity, dimana AI & M/L (Machine Learning) dimanfaatkan untuk melakukan Defense  Predictive Analytics  Beralih dari reaktif (menanggapi serangan, sehingga timbul kerusakan yang masif) menjadi proaktif CyberSecurity melalui prediktif  analytics(Cegah sebelum terjadi) dengan Identifikasi anomali & pola ancaman yang tersembunyi (SIEM – Security Information and Event Management).

I. Machine Learning (M/L) dalam penepan Cybersecurity bermanfaat untuk:

1. Deteksi Anomali: Model M/L  yang dilatih dengan analisis data Network & endpoint secara massif dari SIEM,IDS, Firewall, dapat mengidentifikasi anomaly sekecil apapun, sebagai indikator awal attack /threat (zero-day). Artinya proaktif melakukan continuous 24/7 monitoring & detections memanfaatkan AI, sebelum serangan merusak system.

2. User Behaviour Analytics (UEBA): Membangun baseline user & system behaviour, agar dapat lebih cepat dan dini mendeteksi aktivitas mencurigakan (misalnya lonjakan akses data atau aktivitas login yang mencurigakan dll).

3. Keuntungan: AI dapat membantu mengurangi false positives secara signifikan dibandingkan  deteksi tradisional, & increase response time.

II. Future Security: Generative AI & Agentic AI in Défens e Automation

Menapak Kedepan, maka AI akan didominasi oleh Generative AI saat ini dan dilanjutkan dengan Agentic AI. Dijelaskan secara detail di Buku ABDI 2025 yang soft launching di NextGenAI (DataSecurAI 2025 minggu lalu dan berlanjut dengan Grand Launching di AI Leadership Summit (DataGovAI 2025).

1. Generative AI (GenAI): 1.a. Simulasi & Sandbox menjadi sangat penting pada sebuah Enterprise untuk memastikan terlebih dahulu semua model AI berjalan dengan aman dan memberikan banyak manfaat: Maka dibentuk Red tim (Attack tim) untuk menyerang adversary dan menguji vulnerability dari self attack misalnya melakukan Pentesting.  Sedangkan Blue tim (Defense Tim) juga menggunakan Synthetic Cyber Threat Data yang realistis  untuk menguji pertahanan vs berbagai skenario attack (unknown/new malware) dalam lingkungan aman (security assessment).

1.b. Smart AI Honeypot: Untuk menghasilkan umpan (honeypot) yang tersamar dan secara otomatis  untuk memancing, mengarahkan & menganalisis anomaly, yang cenderung adalah para adversaries/ hackers. Peranan AI Honeypot ini juga untuk merubah arah serangan DDOS ke Honeypot, sehingga mengamankan Firewall dan Access Control.

2. Agentic AI (AI Agents):

2. a. Respons & Recovery Otomatis: Agen AI lakukan investigasi, batasi, & mitigasi insiden otonom dengan kecepatan mesin otomatis, lampaui kemampuan manusia (isolasi endpoint yang terinfeksi & terapkan patch otonom).

2.b. Threat Hunting Otonom: Agen AI, lebih handal dari manusia dapat secara  continuous 7/24 menjelajahi  dan mengawasi jaringan,  mencari Indicators of Compromise/IoC) otonom (tanpa intervensi manusia), menjalankan queries & analisis seluruh infrastruktur/ system. Ini sangat penting untuk melakukan Deteksi Dini secara cepat dan tanggap, prinsip utama dari Proaktif Cyber Security

3. Visi: Agentik AI Menciptakan “Loop Pertahanan Otonom”  melakukan deteksi, analisis, & respons secara continuous terus menerus nonstop 24/7 & Real-Time Detection), meminimalisir hacker dalam melakukan  lateral movement & insider threat melakukan serangan.

Vulnerability BlackBox Model AI

Dalam menerapkan Tata Kelola AI, salah satu masalah penting transparasi AI sebagai Black-box (B/B). Terkadang miliki algoritma yang kompleks dan data pelatihan yang besar dan kadang tidak transparan kepada pengguna. Disini tata kelola perlu diterapkan bagi Blackbox (B/B) AI untuk mengurangi vulnerabilitynya antara lain:

B/B AI:  Cara kerja Internal AI Model atau System  terkadang sangat Complex, sehingga yang diketahui hanya input dan output prompt nya saja, sehingga  sangat sulit untuk memahami cara kerja sebuah Black box AI, sehingga kemungkinan ada bias, masalah penggunaan data anonym sangat sulit dipahami/ dijelaskan dari luar blackbox, hanya dapat diamati input & outputnya.

B/B Deep Learning (D/L): Cara Berpikir M/L atau D/L dalam melakukan kognitif atau learning yang misterius. Jika model & datanya  kurang transparan, maka timbul masalah Trust, Akuntabilitas menjurus kearah etika AI.

B/B  LLM: Model AI dengan Data Pelatihan dalam jumlah besar, sering kali tidak jelas termasuk bobot internal, serta parameter dari algoritma.

Contoh Potensi  Problem Etika dari sebuah Blackbox AI sebagai berikut:  

a) Bias AI akibat algoritma dan data berpotensi tidak adil misalnya menjurus ke SARA 

b) Transparansi & akuntabilitas: Tingkat transparansi B/B yang rendah membuat pengguna sulit memahami & mengawasi proses Training atau pun inferensing model AI yang sudah ditraining.

(c) Fleksibilitas model untuk use case yang serupa, tapi bisa berbeda, maka aturan & parameter model AI harus fleksibel dan dapat  disesuaikan dari awal, namun terkadang sulit & membutuhkan waktu proses adjustment/ perubahannya..                                  

(d).  Validitas Output & Keputusan sebuah B/B AI sering kali sulit di uji, di validasi & di replikasi. ICT Minister Singapore memiliki tools untuk menguji B/B AI : AI Verify.

(e). Security vulnerability dari B/B AI, dimana hackers dapat memasukkan data Input/prompt untuk mengacaukan system atau mencuri data atau mempengaruhi B/B dengan memasukkan data disebut Prompt Poisoning. Semacam SQL Injection pada DataBase SQL

BIAS pada model Black Box AI

AI Bias: Menjadi Risiko yang cukup rentan, dimana Process Inferensing hasilkan keputusan AI dari data training, algorithma, yg tidak adil, diskriminasi & stereotype

Contoh AI Bias:

  1. Sampling Bias: Training Data tidak mewakili populasi target, kinerja prediksi yang bias terhadap kelompok tertentu. Contoh: Face Recognition yg dilatih  dengan data orang asing , bias terhadap data local etnis lain.
  2. Algoritma Bias: Algoritma memberikan bobot lebih besar pada atribut tertentu, sehingga keputusan nya tidak adil terhadap atribut atau kelompok tertentu. Contoh: Algoritma prioritaskan atribut usia atau jenis kelamin, sehingga proses perekruitannya bias terhadap usia tertentu dan jenis kelamin tertentu.
  3. Representation Bias: Sekumpulan (Agregat) data yang tidak akurat mewakili sebuah populasi model data, sehingga prediksinya tidak akan akurat atau terkadang bias terhadap kelompok minoritas. Contoh: Kumpulan data medis kurang mewakili perempuan, menyebabkan diagnostic pasien wanita kurang akurat. Bisa juga pada data gambar atau Teks sintetis.
  4. Confirmation Bias: Jika AI terlalu tergantung pada keyakinan atau trend data  yang sudah ada, menyebabkan terbentuknya existing belief atau pengguna sudah apriori terhadap keyakinan yang lain. Misalnyam Jika algoritma AI pada proses training majoritas laki2 , maka algoritma tsb akan utamakan laki2
  5. Measurement Bias: Jika akurasi data bervariasi diantara kelompok populasi. Contoh Model AI menggunakan biaya perawatan kesehatan sebagai proxy/ standar identifikasi pasien beresiko yang mengalami kondisi serius, namun hubungan antar biaya dan ras pasien kulit hitam cenderung memiliki biaya medis yang lebih rendah mengakibat hambatan akses bagi kelompok ras kulit hitam / kelompok miskin.
  6. Interaction Bias:  Sistem AI berinteraksi dengan manusia secara bias, sehingga terjadi pelakuan tidak adil. Chatbot merespons pria & wanita secara berbeda,  akibatkan komunikasi atau pelatihan kebiasaan yang bias

Benchmarking dengan Regulasi di Berbagai Negara Global yang mendorong AI

A. Indonesia memiliki beberapa pedoman/regulasi/peraturan terkait implementasi AI: 

1. Stranas KA (Strategi Nasional KA 2020-2045:

(a). 4 Area Fokus: Etika dan Kebijakan. Pengembangan Talenta.  Infrastruktur dan Data. Riset & Inovasi Industri; 

(b). 5 (lima) bidang prioritas sukseskan misi Stranas AI: 1.Layanan Kesehatan; 2. Reformasi Birokrasi; 3. Pendidikan & Riset; 4. Ketahanan Pangan; 5. Mobilitas & SmartCity.             

c. Nilai2 Etika AI: (1)Berorientasi pada manusia sebagai pengawas, kekokohan & keamanan,tata kelola data & privasi, transparansi; (2) Kesejahteraan sosial & lingkungan, keanekaragaman,non-diskrimina-si, & keadilan); (3) Bernafaskan nilai2 Pancasila. (4). Andal, aman & terbuka, akuntabel; (4)  Sinergitas antara pemangku kepentingan; (5) Penerapan asas2 UU No.11/ 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan & Teknologi. 

2. SE MenKominfo No 9 /2023 tentang Etika KA:  Mengikuti EU AI Acts: Jalankan SafeGuard dengan 4 kategori Aspek Risiko Implement AI: (1). Resiko tidak dapat diterima; (2) Risiko Tinggi; (3) Risiko Minimal/ Rendah. 

(a). Sebagai pedoman etika dalam:  1). Membuat & rumuskan kebijakan internal perusahaan, penyelenggara sistem elektronik (PSE) lingkup publik & lingkup privat mengenai data & etika internal AI.;)2. Pelaksanaan konsultasi, analisis, & pemrograman berbasis AI sesuai  ketentuan UU.

b. Tujuan SE Menteri : Berikan acuan nilai & prinsip etika bagi pelaku usaha, PSE (penyelenggara sistem elektronik) lingkup publik, & PSE lingkup privat yang miliki aktivitas pemrograman berbasis AI.                                         

c. SE Menteri:(1).Penyelenggara kemampuan AI cakup kegiatan konsultasi, analisis,& pemrograman. Penggunaan teknologi AItermasuk dalam subset M/L, Natural language Processing (NLP), expert system, deep learning, robotics, neural networks, dan subset lainnya;     (2). Penyelenggaraan teknologi AI perhatikan nilai Etika:   1) Inklusivitas (2) Kemanusiaan 3) Keamanan 4) Aksesibilitas 5) Transparansi 6) Kredibilitas dan Akuntabilitas 7) Pelindungan Data Pribadi 8) Pembangunan dan Lingkungan Berkelanjutan 9) Kekayaan Intelektual;                                                      (3). Pelaksanaan dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan AI. 

3. OJK & Asosiasi Fintech terbitkan:  Panduan Kode Etik AI yang Bertanggung Jawab & Terpercaya di Industri Fintech dalam rangka mitigasi risiko & optimalkan AI di industri fintech

Memenuhi prinsip2: 1. Berasaskan Pancasila, 2. bermanfaat, 3. wajar & akuntabel); 4. transparan & explicable) dll.

PERLINDUNGAN DATA PRIBADI

UU PDP No 27/ 2022 -17 Oct 2022 (Adopted from EU GDPR 27/04/2016 berlaku 25 May 2018

Data Pribadi (DP) adalah data orang perseorangan yang teridentifikasi atau dapat di indentifikasi secara sendiri atau dikombinasi dengan informasi lainnya secara langsung atau tidak langsung. Data Pribadi a.k.a PII (Personal Identifiable Information). Contoh: NIK: Nomor Induk Kependudukan; KTP – Kartu Tanda Penduduk 16 digit berlaku seumur hidup;  Data Pribadi yang bersifat spesifik (data biometric, genetika, catatan criminal, data anak/keluarga, data keuangan pribadi; dll.  Data Pribadi yang bersifat umum: Nama; Jenis Kelamin; Warga Negara; Agama, Status Nikah.

Subject Data Pribadi (SDP) adalah orang perseorangan yang pada dirinya melekat DP – UU PDP Pasal 1(1).  

SANGSI PELANGGARAN

Potensi Pelanggaran yang terjadi di Indonesia sejak ada PP PSTE dan UU PDP:

Daftar Negara yang Mandatory (Keharusan) Appointment of DPO

Catatan: Data Protection Officer (DPO) – Pejabat Pelaksana Pelindungan Data Pribadi (PPDP)

Pada Pasal 53 & 54 dari  UU PDP disebut bahwa DC wajib tunjuk Pejabat /Petugas Pelaksana Fungsi PDP.   

Pada Pasal 57 UU PDP: Sangsi Administratif jika ada pelanggaran .

Pasal 37 GDPR, penunjukan DPO oleh DC keharusan:   Otoritas publik: Wajib menunjuk DPO.

UU PDP di Tiongkok:  Personal Information Protection Law (PIPL) efektif tanggal 1 Nov 2021

UU PDP Tiongkok: Data Protection Authority(DPA) Cyberspace Administration of China/CAC (namun di Indonesia belum punya Lembaga PDP nay (DPA)

Pada Acara Day 2 diadakan Acara Soft Launching Book Day 2 – 30 Oct 2025 di JI Expo Hall A1

Soft book launching Day 2 – 30 Oct 2025 – ABDI book 2025

Closing Ceremony with ABDI & Micronics Group

HKTDC Autumn Mega Tech Events 2025: Where Innovation, Design, and Global Business Connect

HKTDC (Hong Kong Trade Development Council) is once again hosting the Autumn HK Electronics Fair 2025, which remains strong in its 45th year—possibly the oldest among world-class trade shows and electronics expos such as Taiwan Taitronics and CeBIT in Hanover, Germany. It continues to serve as the world’s leading electronics marketplace, connecting China’s global electronics market to the world through Hong Kong. The Autumn HK Electronics Fair 2025 will take place from October 13 to October 16, 2025, at the iconic and grand Hong Kong Convention and Exhibition Centre (HKCEC). Four major technology fairs in October will welcome more than 6,200 exhibitors and stands. The Electronics Fair will highlight AI and robotics, while the Lighting Fair will showcase award-winning designs and world-class project lighting systems. HKTDC will present four major technology exhibitions: the Hong Kong Electronics Fair (Autumn Edition), electronicAsia, the Hong Kong International Lighting Fair (Autumn Edition), and the Hong Kong International Outdoor and Tech Light Expo, featuring over 6,200 exhibitors from 27 countries and regions.

• The Autumn Electronics Fair focuses on areas such as artificial intelligence (AI) and robotics, featuring a dedicated event space called “RoboPark,” which will showcase robots for commercial, rehabilitation, and residential applications; along with a new exhibition zone, RISE Avenue, highlighting emerging brands.

• The Autumn Lighting Fair will showcase a wide range of award-winning designs, featuring lighting products used in world-renowned projects – including LED drivers and fixtures applied at Gardens by the Bay in Singapore, and lighting control systems implemented at the Sanxingdui Museum, the BBC Headquarters in London, and the M+ Museum. In a policy address on AI and robotics delivered by the Chief Executive of the Hong Kong Special Administrative Region, several initiatives related to artificial intelligence (AI) and technological innovation were proposed. These measures aim to promote AI as a core industry for Hong Kong’s future development. The four major autumn technology fairs align with this policy direction, featuring dedicated exhibition areas and sessions focused on AI, robotics, smart lighting, and digital entertainment. These events provide a platform for the industry to showcase innovative achievements, foster collaboration, and leverage Hong Kong’s role as a global hub to expand into new markets and capture new business opportunities.

The fair will place special emphasis on AI and robotics, the silver economy, and digital entertainment. Members of “Hangzhou’s Six Little Dragons” will be present, including DEEP Robotics, which will showcase the X30 Quadruped Robodog, designed for applications in inspection operations as well as search and rescue missions. BrainCo will present Revo2, a dexterous bionic hand that can serve as a prosthetic. Featuring multiple active joints that simulate the natural movements of a human hand, it enables precise and flexible control. Meanwhile, PaXini Tech, one of “Shenzhen’s Eight Great Guardians of Embodied Intelligence,” will exhibit a humanoid robot equipped with advanced tactile sensing and AI vision, underscoring breakthroughs in perception, decision-making, and execution. The exhibition will also feature a dedicated RoboPark event space, hosting over 30 sessions with speakers from leading robotics companies, including Booster Robotics and Unitree Robotics from Mainland China. Live demonstrations will take place at the venue to illustrate how the latest robotics technologies can be applied across commercial, rehabilitation, and everyday living settings.

In relation to new applications for the Silver Economy, several exhibitors will showcase smart GPS walking canesdesigned specifically for the elderly. These canes integrate advanced features such as real-time GPS tracking, emergency alert systems, and obstacle detection technologies. Another key highlight will be digital entertainment. The Immersive Experience Zone will feature a wide range of interactive entertainment options combining Virtual Reality (VR)Augmented Reality (AR), and AI, allowing buyers to test and experience various products in an immersive environment.

The main exhibition zone, Hall of Fame, brings together more than 500 world-renowned electronics brands. Among the first-time exhibitors, Japanese brand AIWA will present its smart audio products, while other prominent participants include Chinese company Rapoo Technology, showcasing e-sports computer accessories, and Philips, which will introduce its latest audio gadgets. Another highlight is the Tech Hall, where a new generation of cutting-edge electronic products and modern lifestyle devices will be on display. Supported by funding from the HKSAR Government, the newly added Hong Kong Tech Showcase will present high-quality innovations and technology products from local tech companies to global buyers. Among the approximately 40 participating companies is Hong Kong Robotics Group Holding Ltd., the city’s first smart humanoid robot brand. Meanwhile, the Startup Zone will serve as an interactive platform for young tech entrepreneurs and business leaders to showcase their latest technologies.

The Autumn Electronics Fair will also feature a number of special activities. In addition to RoboPark, where robots will prepare limited-edition coffee, visitors can collect stamps from various locations throughout the exhibition. These stamps can be presented at the gift redemption counter to receive free capsule toys and exciting prizes. Visitors can also claim additional rewards by taking photos or short videos at the fair and sharing them on social media with the hashtag #EFAE45.


The Hong Kong Electronics Forum, co-organized by HKTDC, MMI Asia Pte Ltd, and the Hong Kong Electronic Industries Association, will explore innovative advancements in advanced battery technologies and energy storage. A seminar titled “AI-Powered Monitoring and Smart Inspection in Construction,” jointly organized by the Institute of Electrical and Electronics Engineers and the Hong Kong Electronic Industries Association, will discuss the contributions of AI research to the construction industry. In addition, financial service providers will also participate in the fair, including virtual bank Fusion Bank and cross-border payment platform Payoneer. They will provide practical insights to exhibitors and SME buyers on digital financial services, marketing strategies, and customer analytics, empowering them to expand globally.

The Hall of Connected Lighting at the Lighting Fair will bring together 60 leading brands. As one of the most globally anticipated events in the lighting industry, the Hong Kong International Lighting Fair (Autumn Edition) and the Hong Kong International Outdoor and Tech Light Expo this year will be held under the theme “Illuminated Designs for a Smarter Future.” The fairs will feature around 3,000 exhibitors from more than 20 countries and regions, offering a wide variety of lighting products and solutions that blend technology with innovative design. These events not only provide an integrated business platform for the industry but also set market trends, highlighting developments in sustainable technologies, healthy living, and the silver economy.


A highlight zone at the Autumn Lighting Fair, the Hall of Connected Lighting, returns in 2025, bringing together around 60 top-tier brands. These include local brand GRE Alpha, Mainland Chinese companies Foshan Electrical and Lighting and TUYA Smart, as well as international names such as Casambi from Finland, Moorgen from Germany, Koizumi from Japan, and Signify from the Netherlands.

The zone will showcase a variety of award-winning designs and immersive lighting experiences, enabling industry professionals to gain deeper insights into cutting-edge technologies and their applications.

Buyers Enjoy Immersive Lighting Experiences

Exhibitors have carefully designed a variety of settings to provide buyers with hands-on experiences. For example, Casambi has curated an artisan café illuminated and powered by ERCO, a world-renowned architectural and commercial lighting brand, creating a relaxed atmosphere for visitors to interact and exchange ideas. Special sharing sessions will also be hosted in the space by Richard Lu, lighting designer for the Sanxingdui Museum in Sichuan Province; Luis Barahona, senior designer at ERCO; and Eugenia Cheng, founder of LightOrigin Studio.

Lighting Fair Showcases LED Drivers and Global Project Lighting Systems

Many exhibitors at the Lighting Fair have contributed to major global lighting projects. GRE Alpha’s LED drivers have been deployed at Gardens by the Bay in SingaporeNicolaudie Architectural’s lighting controllers were used in a transnational bridge project connecting Venezuela and Colombia; and Koizumi’s lighting fixtures were installed at Yumeshima Station for the World Expo in Osaka. Meanwhile, Casambi is showcasing its lighting control systems applied at the Sanxingdui Museum, the BBC headquarters in London, and the M+ Museum in Hong Kong—giving buyers the opportunity to gain insights into their project expertise and the latest innovations.

Another highlight of the Autumn Lighting Fair is the Hall of Aurora, which brings together some 540 renowned brands offering high-quality lighting products. They include Prosperity Group and General Lighting from Hong Kong, LEEDARSON, Tospo and Je Woo from Chinese Mainland, Lival from Finland and Megaman from Germany. Other featured zones include Commercial LightingResidential Lighting and LED Lighting and LED Essentials.

Outdoor and Tech Light Expo Showcases Smart City Innovations

This year’s Hong Kong International Outdoor and Tech Light Expo will feature a wide range of outdoor, commercial, and industrial lighting products and technologies that support smart city development. The Smart Pole and Solution Zone, introduced last year, will return to highlight innovative solutions that enhance urban planning and optimize energy efficiency.

Unilumin Group from Shenzhen will demonstrate its multi-functional Smart Light Pole, which integrates lighting, Wi-Fi, electric vehicle charging, environmental monitoring, and other public services into a single unit. This innovation helps reduce redundant infrastructure costs, enables data sharing, and enhances the efficiency of urban management.

A series of thematic forums, product launches, and networking events will be held alongside the two lighting fairs. The Innovative Lighting Design Forum, scheduled for 27 October at HKCEC, will focus on two key themes: “Design City.City Design: Lighting Design Connected to Everyday Life” and “Shining RCEP Opportunities Through Cultural Lighting Design.”

Speakers will include representatives from leading international and local companies, alongside architects and lighting designers, who will present top design case studies from around the world and provide insights into emerging market trends. Throughout the exhibition period, a dedicated shuttle bus service will operate between HKCEC in Wan Chai and AsiaWorld-Expo, offering exhibitors and buyers greater convenience in traveling between the two venues for site visits and procurement. The four major technology fairs will once again adopt the hybrid EXHIBITION+ model, seamlessly integrating both online and offline participation. In addition to attending the physical exhibitions, exhibitors and buyers can make use of the AI-powered business matching platform Click2Match for online negotiations and networking opportunities. Industry professionals and buyers worldwide are encouraged to take part.

The online edition of the Autumn Electronics Fair and electronicAsia will run from 6 to 23 October, while the online editions of the Autumn Lighting Fair and the International Outdoor and Tech Light Expo will take place from 20 October to 7 November. This dual-format approach enables businesses to expand their reach and operations seamlessly across both online and offline platforms.

DataGovAI 2023 Day 3 : Future Technology & Ecosystems

Perhelatan 6th DataGovAI 2023 Websummit terbesar untuk Revolution In Data Science, AI & Cybersecurity In Connected World hari ketiga digelar secara online ABDI E-HALL (28/11/2023) dengan mengusung tema “Future Technology & Ecosystems”. Beberapa hal yang dibahas antara lain Future Data Science & AI, SMART & Safe Ecosystems, Digital Economy & Humanity.

Agenda pertama Day 3  dibuka dengan Welcome Remark dari Ketua Umum ABDI Rudi Rusdiah yang membahas tentang “Technology Tranformation Resilience, Trust Integrity Governance & Future Trend” 

Keynote pertama dibuka oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Herliani Tanoesoedibjo M.Com menyampaikan tentang pentingnya peran teknologi bagi bangsa kita, dampak teknologi terasa di semua aspek kehidupan dari politik, ekonomi, edukasi, dan kehidupan bermasyarakat. Isu yang terbesar yang sedang menjadi perbincangan yaitu bagaimana negara-negara yang bukan pelopor teknologi ini bisa memanfaatkan Big Data, AI, Automation dan semua perkembangan di sektor teknologi untuk kemajuan negara tersebut dan kesejahteraan masyarakatnya. 

Perkembangan secara inklusif memajukan bangsa dan membuka kesempatan seluas-luasnya untuk masyarakat, dari sisi pariwisata dan ekonomi kreatif banyak expert yang telah mengatakan bahwa Teknologi akan mendorong pertumbuhan pariwisata dan ekonomi kreatif khususnya di subsektor musik, games, film, dan animasi. 

Dalam kesempatan yang sama Gubernur Sulawesi Barat & Sekretaris BNPP Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh SH.MH, menjelaskan tentang penyelenggaraan pemerintahan yang kita tahu masyarakat yang ada di Indonesia itu derajat perkembangannya itu berbeda-beda kalau kita menggunakan pendekatan. 

Masyarakat berkembang mulai masyarakat 1.0 sampai kemudian 5.0 di Indonesia itu hampir semuanya ada, sehingga bagaimana kita mengembangkan teknologi, mengembangkan digitalisasi dalam pemerintahan, menerapkan iot, sampai kemudian bagaimana artificial intelligence kita gunakan dalam pemerintahan kita harus menggunakan dengan sangat bijaksana. 

“Bagaimana konstelasi dan konfigurasi pemerintahan dengan menggunakan teknologi digitalisasi sampai artificial intelligence, kita melihat perkembangan pemerintahan kemudian di dalam praktek pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Perpres 95 Tahun 2018. Bagaimana desain besar digitalisasi hendak dibangun di Indonesia, kita mengembangkan bagaimana regulasinya disiapkan melalui Perpres ini agar pemerintahan bertahap bisa bergerak menuju digital kita membangun pemerintahan yang berdaya saing, berkeadilan, dan yang bermartabat. 38 provinsi dan 514 kabupaten kota sesungguhnya di ibukota kabupaten di kantor-kantor pemerintah itu sudah bisa menggerakkan pemerintahan berbasis digital,” ujarnya.

Selanjutnya, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Siber Perekonomian Slamet Aji Pamungkas Perkembangan lingkungan strategis keamanan cyber global di Indonesia saat ini mencerminkan dinamika yang kompleks dan terus berubah secara global ancaman cyber semakin berkembang dalam hal skala kecerdasan dan juga ketangkasan, negara-negara dan kelompok cyber memiliki kemampuan yang semakin canggih memperlihatkan serangan cyber yang lebih kompleks dan terkoordinasi.

Di Indonesia pemerintah dan kepentingan teknis memperkuat infrastruktur dan kapasitas keamanan cyber untuk menghadapi ancaman yang berkembang saat ini, BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) memainkan peran sentral dalam merumuskan kebijakan dan strategi keamanan cyber nasional, sama seperti negara lain yang tengah berupaya dalam pemulihan ekonomi global pemerintah Indonesia juga berupaya melakukan percepatan transformasi digital di berbagai sektor, di mana berfokus pada tiga hal : Kesetaraan Akses Digital, Literasi Digital dan Lingkungan Digital.

Sementara,Rektor Universitas Pertahanan RI Letjen TNI Jonni Mahroza, S.IP., MA.,MSc.,Ph.D menyampaikan terkait Big Data mencakup pengumpulan pengolahan dan analisis data dalam skala yang sangat besar, mencakup baik data terstruktur maupun data tidak terstruktur volume data yang sangat besar ini menantang dan membutuhkan pendekatan analisis khusus, salah satu aspek penting dari Big Data adalah kemampuannya untuk memberikan wawasan yang mendalam dan mendukung pengambilan keputusan dan perumusan strategi yang lebih baik. Karakteristik utama dari Big Data adalah volume jumlah data yang besar, Variety keberagaman jenis data, velocity kecepatan data yang diproduksi dan diolah, dan Veracity keandalan data. Perkembangannya konsep V lainnya seperti value variability dan validity juga semakin diperhitungkan menambah kompleksitas analitas data.

Selanjutnya, Cyber Security & Privacy Officer (CSPO) Huawei Indonesia Syarbeni menyampaikan tentang Huawei sendiri memiliki framework bagaimana kira mengrespect dan memprotect privacy, bagaiman memastikan compliance dengan regulasi yang berlaku, membangun capabilities dan promosi development. Pada proses strategy framework diterapkan privacy protection objectives for different businnes domains, di antaranya : 

  • Lawfulness, fairness and transparency 
  • Purpose Limitation
  • Data Minimization
  • Storage Limitation
  • Integrity and confidentiality
  • Accuracy
  • Accountability 

Pada sesi keynote terakhir, Commisioner Data Academy Hasan Shahab menyampaikan tentang AI secara luas didefinisikan sebagai simulasi kecerdasan manusia oleh mesin. Teori dan pengembangan sistem komputer mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Kecerdasan buatan (AI) adalah salah satu teknologi dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Pada sesi terakhir, Rektor ITD Adisutjipto & Adjunct Professor POLINEMA Marsekal Pertama TNI Ass.Prof.Dr. Ir. Arwin Datumaya Wahyudi Sumari, S.T.,M.T.,IPU,ASEAN Eng. ACPE menyampaikan terkait artificial intelligence dan cognitive artificial intelligence kita harus memahami bahwa AI salah satu technology strategis yang mulai tren sejak  diangkatnya dalam revolusi industri 4.0 kurang lebih 3 tahun yang lalu dan menjadi tren tahun 2000 hingga tahun 2022, sudah diprediksi bahwa Ai akan berkembang menjadi autonomic system kemudian mendukung untuk pengambilan keputusan secara cerdas dan generative Ai yang sekarang menjadi boom di mana-mana. 

“AI yang mampu mengcreate sesuatu yang lainnya berdasarkan pengetahuan yang telah miliki. Tahun 2023 lembaga yang sama yaitu gardnerers telah menyampaikan bahwa di tahun 2023 akan ada perkembangan baru disebut dengan Adaptive AI yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dengan cepat,” ungkapnya. 

Adapun sejumlah perusahaan yang turut mendukung suksesnya acara Websummit DataGovAI 2023 di antaranya, Huawei Indonesia, BCA, BPJS Ketenagakerjaan, Simply Wellness, Bakti Kominfo, Data Academy, XL Axiata, Province Sulbar.

ABDI Sukses Gelar Websummit DataGovAI 2023 Ceremony Book Launching

Jakarta, ABDI –  Asosiasi Big Data & AI menggelar kembali Websummit DataGovAI 2023 ke enam kalinya dengan mengusung tema utama ‘Technology Transformation, Resilience, Trust, Integrity Governance & Future Trend’ yang diselenggarakan pada 22 , 24 & 28 November 2023.

Websummit DataGovAI 2023 hari pertama digelar secara hybrid dari Merak Hall, Jakarta Convention Center pada Rabu (22/11/2023) dengan mengusung tema “ABCDE Technology Transformation & Disruption”. Beberapa hal yang dibahas antara lain AI, blockchain data centre/cloud, big data dan cyber security.

Foto bersama dengan Authors & Coauthors Buku ABDI DataGovAI 2023

Agenda pertama dibuka dengan Welcome Remark dari Ketua Umum ABDI Rudi Rusdiah yang menghadiri 24 pakar Narasumber dan Speaker DataGovAI 2023 dari 3 hari Summit. Acara launching buku dengan 45+ authors & Coauthors dari 5 Negara yaitu ; RI, AS, Tiongkok, India, Nepal) dan acara Anugrah Apresiasi kepada 25 penerima Awards membuat DataGovAI 2023, salah satu Websummit skala Nasional & Global tentang Big Data & AI terbesar di Indonesia.

Acara DataGovAI 2023 sebagai event terbesar di Indonesia, sukses menghadirkan banyak pembicara dari Institusi Pemerintah, Technology Provider, Akademisi, di antaranya Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) Dr.H. Bambang Soesatyo; Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Prof. Dr. Muh Aris Marfai MSc; Senior EVP IT PT Bank Central Asia Tbk David Formula; Deputi Manajemen Data dan Analitik, BPJS Ketenagakerjaan Hesnypita S.T.MM; Data Academy Hasan Shahab; Rektor Universitas Pertahanan Republik Indonesia Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza; Wakil Kepala Badan Siber dan Sani Negara Komjen. Pol. Drs. Putu Jayan Danu Putra .

Chairman ABDI Rudi Rusdiah saat memberikan Welcome Remark, Day 1 Merak Hall JCC, Selasa (22/11/23).

Ketua Umum ABDI Rudi Rusdiah mengatakan Websummit DataGovAi 2023 menekankan pentingnya Data & AI Governance (Tata Kelola) dimana Pemerintah harus mengawasi industrinya agar AI lebih banyak memberikan manfaat dari pada mudarat.

“Terkait big data dan cyber security, maraknya data breach dan serangan social engineering yang memanfaatkan email dan Whatsapps dari smartphone misalnya dengan malware apk yang biasanya untuk tujuan komersial menguasai smartphone dan akhirnya mencuri credential password rekening bank,” tutur Rudi.

Penyerahan Awards DataGovAI 2023 kepada Bapak Ketua MPR RI Dr. H. Bambang Soesatyo SE.MBA

Selanjutnya, algorithma kebangsaan juga menjadi penting untuk meredam upaya algoritma sosmed, Facebook, Tiktok yang meningkatkan polarisisasi dan perpecahan terutama menghadapi pesta demokrasi 2024.Aplikasi Generative AI yang akan banyak dibahas diantaranya ChatGPT, autonomous vehicle, dan hacking human.

“ChatGPT akan mendisrupsi proses belajar mengajar, penulisan karya ilmiah, call center, hingga profesi wartawan,” terang Rudi.

Sementara autonomous vehicle seperti autonomous weapon dan aplikasi militer bisa mengubah total perang masa depan menjadi perang siber, ruang angkasa darat & AI.

“Selanjutnya hacking human/meretas otak manusia, karena dimasa mendatang AI lebih mengenal anda daripada anda mengenal diri sendiri,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut dilaksanakan peluncuran buku ABDI ke-6 dengan judul ”Technology Transformation, Resilience, Trust, Integrity Governance & Future Trend” yang melibatkan 45 penulis, author & co-author dari regulator, industri akademisi di Indonesia, AS, India dan Nepal, setebal  220 halaman selalu Best Seller di Gramedia.

Penyerahan Awards DataGovAI 2023 bersama Ibu Wamenparekraf Angela Herliani Tanoesoedibjo

Anugerah Apresiasi kepada 25 penerima Awards antara lain Kepala Lembaga Tertinggi,  Menteri antara lain Ketua MPR, Kepala BSSN, BIG , WamenParekraf, Gubernur Lemhannas, Gubernur Sulbar; High Level C Level, antara lain Huawei, BCA, BAKTI Kominfo, BPJS Ketenagakerjaan; Data Academy; XL Axiata; Provinsi Sulawesi Barat.

Kegiatan Websummit DataGovAI 2023 akan kembali Day 2 (24 November 2023) :Technology Governance, Resilience & Regulation (Enterprise Data Security, AI, Data Privacy & Border Protection, Risk Management, Govtech & Regtech). Registrasi online Day 1, Day 2, Day 3 sudah mencapai lebih dari 800+ peserta per harinya dengan total 2,400 peserta di Zoom acara event ABDI tahun yang ke-6.

Untuk itu, ABDI mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, klik: https://bit.ly/datagovai-2023.

ABDI Luncurkan Buku ke-5 di Websummit DataGovAI 2022

Perhelatan 5th DataGovAI 2022 Websummit terbesar untuk Data Science & AI Technology, Governance & Ecoystems, yang diselenggarakan Asosiasi Big Data dan AI (ABDI) menghadirkan banyak pembicara dari instansi pemerintah, pemangku kepentingan, akademisi dari 5 Negara usai berakhirnya G20 Indonesia Presidency & Host di Bali.  Pada hari Kedua (24/11/22) , BliBli eHall, ABDI mengusung sub tema khusus yakni “Data Governance & Regulation” fokus pada Enterprise Data Security & Data Privacy Protection, Risk Management, Govtech & Regtech, yang dilaksanakan pukul 13.00 – 17.00 WIB bagian dari tema besar “INTEROPABILITY, INTEGRITY & TRUST OF DIGITAL TECHNOLOGY TOWARDS FUTURE ECONOMY RECOVERY & METAVERSE.  

Kegiatan yang melibatkan banyak Eselon 1 Pemerintah dan C Level dari Technology Providers ini menjadi ruang diskusi untuk mencari solusi dalam pemanfaatan teknologi Big Data dan AI di masa mendatang. Sebagai acara akbar tahunan ABDI, DataGovAI 2022 menjadi ajang peluncuran buku ABDI ke-5 dan memberikan apresiasi Anugerah Penghargaan dengan dua kategori penghargaan Best Data Technology AI & Best Data Governance kepada instansi/perusahaan, data scientist, AI Expert in the Data, AI Technology Supply Chain Industry, Markets and Government Officials serta para penulis buku. ABDI meluncurkan buku dengan judul “The Future, Benefit Singularity & Governance of Technology” yang melibatkan banyak penulis dari berbagai kalangan baik di Indonesia maupun luar negeri dengan memberikan pandangan maupun solusi terhadap pengembangan teknologi di era industri 4.0.

Websummit DataGovAi 2022 ke-5 Kembali Digelar

Jakarta, ABDI – Asosiasi Big Data & AI (Artificial Intelligence) menggelar kembali Websummit DataGovAI 2022 ke lima kalinya dengan mengusung tema utama ‘Interoperability, Integrity & Trust Of Digital Technology Toward Future Economic Recovery & Metaverse’ yang diselenggarakan pada 22, 24 dan 29 November 2022.

DataGovAI menjadi salah satu kegiatan akbar akhir tahun yang diselenggarakan ABDI untuk mendukung suatu organisasi atau perusahaan dengan melibatkan berbagai peran dari instansi pemerintahan untuk menciptakan kolaborasi dalam mengembangkan teknologi di Indonesia.

“Itulah sebabnya di DataGovAi 2022 yang penting adalah Data Dan AI Governance dimana Pemerintah di dunia bukan saja di Indonesia harus mengawasi industrinya agar AI lebih banyak memberikan manfaat dari pada mudaratnya,” tutur Ketua Umum ABDI Rudi Rusdiah.

Tanpa disadari, teknologi AI dan Big Data menjadi begitu penting pemanfaatannya di era transformasi digital. Saat ini pertumbuhan teknologi telah banyak merubah cara pandang masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sehingga implementasi teknologi sangat berpengaruh terhadap pengembangan teknologi di masa depan.

“Apalagi belum lama ini UU PDP baru disahkan, sehingga untuk keefektif-annya ini juga menjadi perbincangan di event DataGovAI untuk mengetahui bagaimana instansi dan perusahaan bisa bertanggung jawab terhadap data-data masyarakat,” lanjut Rudi.  

Kegiatan yang membahas pemanfaatan Teknologi Big Data dan AI diselenggarakan selama tiga hari, dengan mengangkat masing-masing tema besar sebagai berikut:

Day 1 (22 November 2022) : “ABCDE Technology Transformation & Disruption (ABCDE=AI, Blockchain Data Centre/Cloud, Big Data & Cybersecurity)

Day 2 (24 November 2022) : “Data Governance & Regulation (Enterprise Data Security, Data Privacy Protection, Risk Management, Govtech & Regtech)

Day 3 (29 November 2022) : “Future & Ecosystem (Towards Metaverse, Smart & Safe Nation, Digital Economy & Startup, Future Data Science & AI

Sebagai acara akbar tahunan ABDI, DataGovAI 2022 menjadi ajang peluncuran buku ABDI ke-5 dan memberikan apresiasi Anugerah Penghargaan kepada instansi/perusahaan, data scientist, AI Expert in the Data, AI Technology Supply Chain Industry, Markets and Government Officials serta para penulis buku. ABDI meluncurkan buku dengan judul “The Future, Benefit Singularity & Governance of Technology” yang melibatkan banyak penulis dari berbagai kalangan baik di Indonesia maupun luar negeri dengan memberikan pandangan maupun solusi terhadap pengembangan teknologi di era industri 4.0.      

ABDI turut mengundang sejumlah partisipasi dari berbagai kalangan Instansi Pemerintah, Perusahaan dan Akademisi, mulai dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto; Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko; Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo; Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian, Gubernur Lemhannas RI Andi Widjajanto, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Angela Herliani Tanoesoedibjo, Minister of Communication and Information Singapore Mrs Josephine Teo.

Selanjutnya, Direktur Jenderal Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh; Dirjen APTIKA Kominfo Semuel A. Pangerapan; Rektor Universitas Pertahanan (UNHAN) Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian; Dr. Sonali Agarwal, Associate Professor in the Information Technology Department of Indian Institute of Information Technology Allahabad, India; Associate Professor of Information Tech Law/Data Privacy Law UNPAD, Dr Sinta Dewi Rosadi; Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono; Founder/Chief Research Officer and Executive Chairman Rosebay Group Rohit Kumar; CEO & Co-Founder Blibli Kusumo Martanto; Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia (Persero) Siti Choiriana; Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes, Setiaji dan masih banyak lagi para pembicara lainnya.

Adapun beberapa perusahaan yang ikut mendukung kegiatan DataGovAi 2022 antara lain; AMD, Bank BCA, Blibli.com, PT Pos Indonesia, NewOak Finance, Data Academy, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Rosebay, Fin+tech, BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek), PT Media Telekomunikasi Mandiri, Dell Technologies, ADAKOM, WIR, Informatica, Kayreach System, PT Micronics Internusa dan perusahaan-perusahaan lainnya serta acara ini dapat terlaksana karena didukung oleh Media Group Network, Metro TV, Media Indonesia, Medcom.id, Eljohn TV, Harian DISWAY dan Komite.id sebagai Media Partner. Perhelatan DataGovAI 2022 ini diharapkan dapat diikuti lebih dari 10.000 peserta dari berbagai kalangan masyarakat secara virtual. Untuk itu, ABDI mengajak semua masyarakat untuk dapat berpartisipasi dan menyaksikan gelaran Websummit DataGovAI 2022 melalui laman berikut https://bit.ly/datagovai-2022.