Skip to main content
Category

News

Latar Belakang DataGovAI 2021

Ketua Umum ABDI Dr. Rudi Rusdiah, BE., MA, Master of Ceremony Angela Shirley, dalam Websummit DataGovAI 2021, (25/11/21)

Oleh Chairman Asosiasi Big Data & AI (ABDI) Dr. Rudi Rusdiah, BE., MA

Implementation, Benefit, Integrity, Future, Governance & Risk Management Of AI, Cyber Security & Big Data Towards Economy Recovery

Jakarta, ABDI – Pada tema Day 1: Big Data & AI Technology Transformation, tema Day 2:  Data Science & AI Governance & Regulation serta tema Day 3:  Big Data & AI Future Ecosystems, ABDI memberikan fokus permasalahan Big Data yang bertujuan untuk memberikan gambaran serta pemahaman kepada masyarakat terkait kondisi saat ini, peluang dan tantangan Big Data di berbagai sektor. 

Latar Belakang DataGovAi 2021

Tanpa disadari, teknologi telah berkembang pesat sehingga memberikan banyak manfaat, salah satunya teknologi pada Google. Dengan adanya teknologi tersebut, segala sesuatu menjadi lebih mudah dan mengerjakan segala hal pun menjadi cepat dan singkat. Hal ini tentu menguntungkan manusia. Padahal, manfaat teknologi yang utama ialah membantu kegiatan belajar-mengajar agar tidak gagap teknologi sehingga mempermudah untuk menyesuaikan keadaan lingkungan sekitar. Namun, lain halnya jika teknologi tersebut sudah mulai meningkatkan kemampuannya dengan melibatkan manusia untuk menirukan kecerdasannya, seperti Artificial Intelligence, maka hal ini menjadi pertanyaan apakah transformasi dan kemajuan dari teknologi akan terus menguntungkan atau malah berbalik arah dan berbahaya bagi manusia, seperti perumpamaan senjata makan Tuan.

INDONESIA MENUJU TRANSFORMASI DIGITAL

Asosiasi Big Data & AI (ABDI) mengaku bangga dapat menyampaikan Welcome Address bersama 6 Menteri yang menjadi keynote speech pada web Summit DataGov Ai 2021 yang ke-empat kalinya diselenggarakan pada tanggal 25-30 November 2021 dan 02 Desember 2021.  Dihadiri sebanyak 800+ peserta di Zoom ABDI Hall. Angka tersebut merupakan jumlah penurunan dibandingkan di tahun sebelumnya. Websummit Day 1, tanggal 25 November 2021 berfokus pada pembahasan Data & AI Techonology Transformation. Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini telah memberikan manfaat dikehidupan manusia. Perannya yang membuat, menyimpan, menyampaikan, hingga menyebarkan informasi, membuat penggunaan perangkat elektronik seperti televisi, komputer, dan smartphone pun turut membuat teknologi informasi kian dibutuhkan masyarakat luas.

Berkaitan dengan itu, ABDI menganjurkan enterprise agar melakukan transformasi digital. Hal ini sejalan dengan misi Indonesia Maju 2045. Yang mana, Indonesia menjadi salah satu negara yang diproyeksikan menjadi satu dari 5 raksasa ekonomi dunia dengan total Produk Domestik Bruto (PDB) 7 triliun US Dollar. Dalam hal ini, teknologi pun juga memberikan dampak negative yang dapat menggantikan manusia, sehingga banyak yang di PHK. Selain itu, teknologi dapat menjadi ancaman bagi manusia seperti bom nuklir dan jika perkembangan AI dan Robotics menggantikan manusia.

Potret Angela Shirley memperkenalkan Ministerial Keynote beserta para panelist dalam Websummit DataGovAI 2021, Day 1 (25/11/21)

PENTINGNYA GOVERNANCE DAN REGULASI PADA TRANSFORMASI DIGITAL

Websummit Day 2, pada tanggal 30 November 2021 membahas Governance (tata kelola) & Regulation. Seperti pada bahasan Day 1, bahwasanya teknologi dapat mengancam peradaban manusia. Sebab, teknologi yang semakin meningkat melahirkan Robot AI yang digadang-gadang mampu menggantikan manusia. Hal ini, menyebabkan banyak karyawan harus di PHK. Disini peran Governance dan regulasi menjadi penting supaya teknologi tidak mampu membahayakan manusia dan mengancam masa depan manusia. Dengan begitu, regulasi dan tata kelola menggiring teknologi untuk memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi manusia.

Oleh karena itu, penerapan tata kelola dan regulasi yang baik diyakini mampu memperkuat posisi daya saing sebuah perusahaan secara berkesinambungan, serta mengelola risiko dan sumber daya lebih efisien dan efektif.

PREDIKSI TEKNOLOGI EKOSISTEM DI MASA DEPAN

Pada closing Remark Websummit Day 3, fokus pembahasan pada AI Future Ecosystems. Dimana berkaitan dengan Tema Day 1 dan Day 2, pada Day 3 lebih membahas prediksi di masa depan pada ecosystem technology. ABDI meramalkan dunia berada di persimpangan jalan seperti to be or not to be dikarenakan terdapat dua arah dan tujuan teknologi. Perubahan teknologi yang selalu cepat tidak hanya memberikan pilihan baru dan kemudahan untuk orang banyak namun juga sebagai faktor pengukur seperti apa tren dan perubahan yang akan terjadi selanjutnya. Selain memiliki fungsi dengan baik, teknologi juga telah memungkinkan orang banyak untuk menciptakan suatu inovasi yang efisien dan berfungsi. Dengan mengadopsi teknologi masa kini dan memanfaatkan dengan baik maka teknologi yang dihasilkan pun dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak orang.

Potret Master of Ceremony Priscilla Wiradinata bersama Ministerial Keynote bersama panelist Day 2 dalam Websummit DataGovAI 2021, (30/11/21)

Pada bahasan Special Report berikutnya, dibagi menjadi 3 Sub Artikel Special Report Tema Day 1, Day 2 dan Day 3 sesuai dengan agenda dan Narasumber dari Websummit DataGovAi 2021. Seperti pembahasan dari Narasumber tentang tema day 1 teknologi transformasi yang belum tentu semuanya memberikan paparan secara keseluruhan sesuai dengan agenda tersebut, melainkan memberi paparan selanjutnya di hari yang berbeda. Demikian pula sebaliknya narasumber pada Tema Day 2 terkait Governance tidak harus menjadi pembicara pada agenda Day 2, karena memiliki kegiatan lain yang mana harus memberikan paparan di Day 1 atau Day 3. Jadi hanya tema yang konsisten Day 1 untuk Teknologi, Day 2 untuk Governance (tata kelola) dan Day 3 terkait Meramal Masa Depan (Future Prediction) sedangkan waktu dari Narasumber lebih menyesuaikan ketersediaan dari narasumber tersebut.

Potret Priscilla Wiradinata saat membacakan nama-nama Instansi Pemerintah dan sejumlah perusahaan yang telah berpartisipasi dan memberikan dukungan dan sponsor dalam Websummit DataGovAI 2021

e-Summit DataGovAI 2021

ABDI kembali menggelar Websummit DataGovAI 2021 yang keempat kalinya

Jakarta, ABDI – Untuk keempat kalinya, Asosiasi Big Data & Ai (ABDI) kembali akan menyelenggarakan hajatan tahunan Summit DataGovAi 2021 yang dilakukan secara virtual. DataGovAi dengan   mengambil tema utama yakni Implementation, Benefit, Integrity, & Risk Management Of AI, Cyber Security & Big Data Toward Economy Recovery”. Ditargetkan Summit DataGovAi 2021 diikuti 10 ribu participat secara virtual.

Selain itu, dalam perhelatan DataGovAI 2021 ini akan memberikan apresiasi dan penghargaan kepada perusahan/instansi, data scientist, AI expert in the Data, AI Technology Supply Chain Industry, Market and Government officials – serta para penulis buku. DataGovAi berlangsung selama tiga hari yakni tanggal 25 dan 30 November 2021, serta tanggal 2 Desember 2021. Adapun tema temanya sebagai berikut:

Day 1 bertema; Data & AI Tech Transformation: Data Sovereignty, Data Privacy Protection & Data Security (Technology Aspects)

Day 2 bertema; Data & AI Governance: Enterprise Data Security, Data Privacy Protections & Risk Management (Regulation Aspects)

Day 3 bertema; Data & AI Ecosystems: Digital Startup, Data Democracy (Rural/Urban) & Smart Nation towards Economy Recovery (Integrity Aspect)

Event kali ini memiliki arti penting bagi organisasi atau perusahaan mengingat teknologi AI Big data dan Cloud serta Security menjadi kekuatan penting atau sangat fundamental dalam mendorong transformasi digital di semua sektor untuk melalui masa pandemi dan paska pandemi khususnya  menyongsong tahun  2021.

“Kami percaya teknologi AI, Cloud, Big data dan Security akan menjadi kekuatan penting dalam mendorong percepatan transformasi digital di Indonesia pada masa pandemi dan paska pandemi, khususnya tumbuhnya ekonomi digital di Indonesia,” kata Ketua Umum ABDI Rudi Rusdiah sekaligus Ketua Penyelenggara Summit DataGovAi 2021. Terakhir, adalah keamanan siber dimana perusahaan cenderung menggunakan AI untuk melakukan penilaian atas ancaman cyber.

Dalam kegiatan DataGovAi 2021, di mana seluruh partisipan dapat mengikuti beragam aktivitas yang tersedia, di antaranya rangkaian kegiatan konferensi dengan pembicara dari dalam negeri dan berbagai negara. Dalam kegiatan DataGovAi, juga akan di launching buku Cyber Security & Ai dan e-Award DataGovAI yang merupakan apresiasi awards Tatakelola Big Data dan AI, DataGovAI terbesar di Indonesia.

Gelaran kali ini akan menghadirkan sejumlah para pakar TI yang expert di bidangnya baik dari dalam dan luar negeri yang akan membahas berbagai topik diantaranya   Big Data & AI Technology, Governance & Teknologi Data & AI.  Apalagi, memasuki era Industrial 4.0, Tata Kelola & Teknologi Big Data, AI & Cyber menjadi sangat strategis untuk dibahas dalam sebuah Summit, karena pertumbuhan Data yang semakin masif dan teknologi AI yang meng-augmentasi (meningkatkan) kemampuan manusia didunia untuk menghindari Technology Singularity.  Mereka akan membahas berbagai isu menarik di atas berdasarkan perspektif dan pengalaman masing-masing. Berbagai pembahasan ini akan menjadi masukan penting bagi pengembangan Teknologi Informasi di masa depan.

“Era disrupsi dan transformasi digital sangat pentingnya perlindungan Data Privasi dan Sensitif PII (Personal Identifiable Information), namun menjadi opportunity bagi hackers yang melakukan serangan dengan memanfaatkan vulnerability (kerentanan) dengan merusak system hingga  mencuri data penting,” tambah Rudi Rusdiah seraya menbambahkan, karena belakangan ini  serangan siber ini cukup banyak, makanya  persoalan mengenai keamanan data menjadi  sangat penting. “Untuk mencegah ini, perusahaan harus terus memperkuat system keamananya,” tambahnya.

Beberapa nama yang akan menjadi pembicara pada Web Summit Datagov AI 2021 antara lain, Jenderal TNI (Purn)  Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan,   Johnny G. Plate, Menteri Kominfo , Laksamana Madya TNI  Amarulla Octavian,  Rektor Universitas Pertahanan,  Anang Achmad Latif, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dan Fransiscus Kaurrany, – IT Executive Vice President Enterprise Architechture & IT Service Quality Bank  BCA serta  Siti Choiriana, Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia (Persero) dan masih banyak  para pembicara lainnya dari berbagai institusi Pemerintah, Technology Provider, Akademisi dan Swasta.

Beberapa perusahaan yang mendukung kegiatan Summit DataGovAi 2021 antara lain; BAKTI Kominfo, Bank BCA, Telkom International, PT Sigma Cipta Caraka, PT Aksata , XL Axiata, Blibli.com, Lintasarta, PT Patra Nusa Data, Bank BRI, BIG BOX, AIRMAS GROUP, PT Bali Yoni Saguna, Universitas Budi Luhur (UBL),  PT.New Armada,  dan PT Micronics Internusa.  Berdasarkan informasi database telah tercatat registrasi visitor pada 9 November 2021 sebanyak 5.000 orang. Untuk itu, pihaknya mengajak semua kalangan masyarakat untuk bisa berpartisipasi melalui laman https://bit.ly/DatagovAI-2021. Agar pencapaian 10 ribu participant tercapai. (**)

Daftar Lengkap 30 Penerima Awards DataGovAI 2021 Kategori Data Technology & Data Governance

Jakarta, ABDI – Sebanyak 30 penerima penghargaan awards pada acara DataGovAi 2021 untuk kategori Data Technology (DT) & Data Governance (DG). Tercatat sudah ke- 4 kalinya Web Summit diselenggarakan oleh Asosiasi Big Data & AI (ABDI). Pada tahun ini ABDI banyak memberikan penghargaan apresiasi karena sejumlah perusahaan/enterprise ikut berkolaborasi dengan ABDI juga memberikan banyak kontribusi terhadap industri Big Data & AI.   

Anugerah apresiasi beserta Awards ini diberikan kepada sejumlah lembaga pemerintah, perusahaan dan individu yang telah sukses mengimplementasikan Data & AI Technology serta Governance untuk survival. Yang telah meningkatkan kinerja perusahaan/instansi yang merupakan sebuah keniscayaan. Sudah banyak case study dimana perusahaan incumbent raksasa nasional hingga skala global dan berusia puluhan bahkan ratusan tahun yang terdisrupsi oleh startup yang sukses memanfaatkan Teknologi Industry 4.0 khususnya Big Data & AI.

Mereka yang mendapatkan Anugerah Awards dipandang telah berhasil mengimplementasikan Big Data & Tata Kelola TI atau yang biasa disebut IT Governance, di bidangnya masing-masing dalam mendukung perkembangan sekaligus pertumbuhan bisnisnya serta menunjang pembangunan nasional. Acara penerimaan Awards berlangsung dalam Web Summit DataGovAI 2021 selama tiga hari berturut-turur dimulai dari tanggal 25, 30 November serta 02 Desember 2021 melalui eHall ABDI.

Tahun ini, DataGovAi mengangkat thema “Implementation, Benefit, Integrity, & Risk Management Of AI, Cyber Security & Big Data Toward Economy Recovery”. Dimana seluruh partisipan dapat mengikuti beragam aktivitas yang tersedia, di antaranya rangkaian kegiatan dengan pembicara dari berbagai negara. Event kali ini, memiliki arti penting bagi sejumlah organisasi atau pun perusahaan mengingat teknologi AI, Big Data, Data Governance, Cloud serta Security menjadi kekuatan penting yang sangat fundamental dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam transformasi digital di semua sektor untuk melalui masa pandemi juga paska pandemi khususnya  menyongsong tahun  2021.

DataGovAi Award 2021 diselenggarakan oleh ABDI dan majalah portal Komite.ID dengan partisipasi dari : Kepala Staf Kepresidenan, BAKTI Kominfo, Dirjen Dukcapil, Menteri Bappenas, Menteri PANRB, BSSN, Lemhannas, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kominfo, Rektor Universitas Budi Luhur, Rektor UnHan, Wakil Presdir BCA. Selama kegiatan DataGovAi, juga akan di launching buku From Data Science to AI. GovAi Award merupakan penghargaan bergengsi ABDI diberikan kepada lembaga pemerintah dan sejumlah perusahaan yang telah sukses mengimplementasikan teknologi informasi khususnya pengelolaan data atau manajemen data   dalam meningkatkan kinerja perusahaan/instansi, sehingga mampu bersaing di era industri 4.0.

Perhelatan DataGovAi Award 2021 diselenggarakan oleh ABDI melalui metode penilaian berupa market research internal dan Public via Internet dan media sosial, kuesioner, rekomendasi serta penilaian dari customer, yang dikompilasi oleh Tim Pakar ABDI untuk evaluasi pemberian Anugrah Apresiasi Awards atas prestasi Penerima Awards dan bukan sekedar Kompetisi Awards.

Berikut daftar lengkap penerima Anugerah Apresiasi Awards DataGovAI 2021: (Galeri Anugerah Apresiasi Awards DataGovAI 2021)

  1. Kepala Staff kepresidenan Republik Indonesia untuk kategori Best Data & AI Governance dalam menjalankan “Tugas Mendukung Kebijakan Presiden RI TERKAIT Satu Data Indonesia & AI”.
  2. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia, untuk Kategori Best Data & AI Governance sebagai Ketua Dewan Pengarah SDI (Satu Data Indonesia) dan Forum Satu Data Indonesia.
  3. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia untuk Kategori Best Data & AI Governance sebagai Government Chief Internal Affair Officer (CIAO).
  4. Badan Siber Dan Sandi Negara (BSSN) untuk Kategori Best Data & AI Governance sebagai Government CDSO Chief Data Security Officer.
  5. Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS) Republik Indonesia untuk kategori Best Data & AI Governance.
  6. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) untuk kategori Best Data & AI Governance dalam tugas Ketua tim Koordinasi eGovernment/SPBE (System Pemerintah Berbasis Elektronik).
  7. Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia untuk kategori Best Data & AI Governance.
  8. Duta Besar Republik Indonesia untuk China, Kategori Best Data & AI Technology Success in Providing Insight on Bilateral Relationship Indonesia & China in Big Data & AI Progress.
  9. BAKTI KOMINFO untuk kategori Best Data & AI Governance for Fostering Satu Data Indonesia in Rural Community & Villages.
  10. Universitas Pertahanan Republik Indonesia untuk kategori Best Data & AI Technology.
  11. Senat Yayasan Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957 untuk kategori Best Data & AI Technology.
  12. Universitas Budi Luhur menerima penghargaan DataGovAI Awards 2021 untuk Kategori Best Data & AI Technology Yang Success fostering Data Science & AI in Campus & University Ecosystem.
  13. BLIBLI untuk kategori Best Data & AI Governance sebagai BEST e-commerce company with Data Governance/Security.
  14. BIGBOX untuk kategori Best Data & AI Technology yang sukses Membangun eGovernment (SPBE Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik) & Digital Transformasi Pemerintah Daerah.
  15. AIR MAS GROUP untuk kategori BEST data & AI Technology dalam hal Best Government Procurement for ICT Products.
  16. PT. XL AXIATA untuk kategori Best Data Technology for Smart Intellegent City dan Best Data Governance Enterprise Data protection excellence awards.
  17. Professor Dr. Peng Chan from Charisma University-Turks & Caicos island untuk kategori Best Data & AI Technology.
  18. BAKTI KOMINFO untuk kategori Best Data & AI Technology for Fostering Digital Transformation in Rural Communication & Region.
  19.  Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai Ketua Koordinator Forum SDI (Satu Data Indonesia) Tingkat Pusat.
  20. PT. Bank Central Asia Tbk, untuk Kategori Best Data Technology sebagai Biggest Private Bank in Indonesia toward World Class Digital Bank.
  21. PT. Great Eastern Life Indonesia untuk Kategori : Best Data & AI Governance 2021 Best Customer Data Safety & Privacy Protection.
  22. PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA INTERNASIONAL (TELIN) untuk Kategori Best Data & AI Technology: Indonesia Incorporate & Telkom go Global.
  23. PT. Aksata e-KYC Solutions untuk kategori Best Data & AI Technology for implementing AI based eKYC & Konsumen ID Check dengan AI & Data Kependudukan.
  24. New Armada Group-PT. Mekar Armada Jaya untuk kategori Best Data & AI Technology.
  25. PT. POS Indonesia untuk kategori Best Data & AI Governance dalam menjalankan “Digital Transformation PT. Pos memanfaatkan Big Data & AI pada kode pos, bisnis kurir & logistic.
  26. PT. Baliyoni Saguna Group untuk kategori Best Data & AI Technology sebagai Best One Stop Solution e-Marketplace & Mall.
  27. Data Academy untuk kategori Best Data & AI Technology sebagai Best Data Science & AI Talent Development Provider.
  28. PT. Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma) untuk kategori Best Data & AI Technology sebagai Indonesia Best Cloud Solution and Services Provider.
  29. PT. Patra Nusa Data untuk kategori Best Data & AI Technology for Petroleum Exploration & Production Consultancy.
  30. PT. Micronics Internusa untuk kategori Best Data & AI Governance dan Best Data & AI Technology.

Websummit Satu Data Indonesia 2022

“Di kegiatan Websummit Satu Data Indonesia tahun ini, kami lebih menonjolkan kepada kedua tema, yang mana hari pertama membahas terwujudnya Satu Data Indonesia yang terintegrasi, sementara hari kedua membahas tentang e-Government,”

Jakarta, ABDI – Era transformasi digital tentu menghadirkan peluang sekaligus tantangan. Bukan hanya pemerintah tetapi juga para pelaku industri untuk terus melakukan inovasi dan saling berkolaborasi mengikuti perkembangan zaman. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah terus berupaya mewujudkan tata kelola data dan pemerintahan yang efektif, efisien, bersih dan mudah dibagipakai.

Melalui kebijakan pemerintah yang berdasarkan pada Peraturan Presiden No. 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia (SDI), serta Peraturan Presiden No. 95/2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Asosiasi Big Data & AI (ABDI) menyelenggarakan Websummit Satu Data Indonesia sebagai platform diskusi kelompok bersama pemangku kepentingan untuk bersinergi dan berkolaborasi mewujudkan Satu Data Indonesia dengan mengusung tema besar ‘One Data & Digital Public Services For Golden Indonesia 2045’.

Lahirnya dua Perpres tersebut memiliki keterkaitan erat. Seperti dua sisi mata uang yang saling berhubungan, SPBE tidak dapat berjalan tanpa manajemen tata kelola data yang diatur dalam Perpres SDI. Dan sebaliknya Perpres SDI merupakan bagian terpenting dari SPBE.

Sebagai salah satu acara akbar yang dihelat kedua kalinya oleh ABDI, Websummit yang digelar selama dua hari pada tanggal 5 & 7 Juli 2022 ini menjadi kegiatan diskusi antar instansi pemerintah dan stakeholder sebagai upaya percepatan implementasi Satu Data Indonesia dalam pemulihan dan peningkatan ekonomi nasional menuju Indonesia Emas 2045.

Peran daripada Satu Data ialah tata kelola data. Dalam hal ini, data dan informasi akan semakin banyak. Untuk memastikan arus informasi dan data dimanfaatkan secara baik dan bijak, maka memerlukan tata kelola supaya interopabilitas data menjadi penting.

Terkait hal tersebut, Pemerintah terus mendorong kebijakan Satu Data Indonesia untuk meningkatkan kualitas, akurasi, dan kemuktahiran Tata Kelola Data dalam perumusan kebijakan dan pemberian layanan publik. Tercantum di dalam Perpres SPBE yang mengamanatkan kepada semua instansi pemerintah untuk berperan serta dalam menerapkan SPBE.

kolaborasi SPBE dan SDI tentunya juga berperan dalam terwujudnya smart government. Salah satu langkahnya ialah menerapkan teknologi yang berorientasi pada kecepatan, ketepatan, dan peningkatan kualitas dalam penciptaan nilai tambah publik yang optimal. Namun perlu didukung sinergi dan kolaborasi yang melibatkan seluruh unsur pemerintah maupun mitra pembangunan.

“Di kegiatan Websummit Satu Data Indonesia tahun ini, kami lebih menonjolkan kepada kedua tema, yang mana hari pertama membahas terwujudnya Satu Data Indonesia yang terintegrasi, sementara hari kedua membahas tentang e-Government. Keduanya saling terhubung antara data dan e-Government,” ucap Chairman ABDI Rudi Rusdiah saat diwawancara Komite.id.

Dalam kegiatan tersebut, turut dihadiri Menteri PNN/Bappenas Dr. Ir. H. Suharso Monoarfa yang diwakili Deputi Bidang Sarana & Prasarana Bappenas Ir. Josaphat Rizal Primana, Menteri Pan-RB H. Tjahjo Kumolo, SH yang diwakili Sekretaris Jenderal Kementerian pan-RB Rini Wijantini, SH., MPM, Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko yang diwakili Deputi III KSP Panutan S. Sulendrakusuma, Direktur Jenderal Dukcapil Prof. Dr. Zudan Arif Fakhrulloh, SH., MH, Kementerian Kominfo yang diwakili Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel A. Pangerapan, B.Sc., M.M.

Selain itu, juga terdapat Kementerian Agraria & Tata Ruang (ATR) RI Marsekal TNI (Purn) Dr. Hadi Tjahjanto, S.I.P., Kementerian Kesehatan yang diwakili Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Setiaji, ST., M.Si., Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Prof. Dr. Muh Aris Marfai, MSc., Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Abdullah Azwar Anas, M.Si., dan Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Margo Yuwono, S.Si., M.Si., yang diwakili Deputi Metodologi dan Informasi Statistik BPS Dr. Eng. Imam Mahdi, MT.

Bukan hanya itu, hadir pula pembicara Data Management & Analytics Division Head Bank BTN Indra Hidayatullah, Data Governance & Privacy Domain Expert Asia Pasific Japan Informatica Jon Teo, CEO Bank Raya Indonesia Dr. Kaspar Situmorang, M.Sc., Head of Business Analytics Department, Enterprise Data Management Group Bank Mandiri Handika Fakhrizal Hakim, Director of Aksata E-KYC Solutions Gabriel Diana Sanjoto, Chief Marketing Officer BIGBOX Budi Agus Setiawan, S.T, dan Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi PT. BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) Pramudya Iriawan Buntoro.

Selanjutnya, pada event Satu Data Indonesia 2022 masing-masing hari diberi tema berbeda, hari pertama (5/07/22) membahas “Building Holistic Integrated & Trusted Data” sementara hari kedua (7/07/22) dengan tema “Interoperability, Collaborative & Trusted eGovernment & Public Services (SPBE)”. Bagi kalian yang ingin mengikuti Websummit ini bisa langsung daftarkan diri kalian secara gratis di link ini https://bit.ly/1data-2022

DataGovAI 2019 Summit dan Awards 2019 Sukses Digelar

Jakarta, ABDI –  Ajang Aprisiasi Data Technology & AI Governance yang digelar oleh ABDI di Merak Room 1-3 Jakarta Convention Center sukses. Kepala BSSN, Letjen (purn) Hinsa Siburian berkenan membuka acara DataGovAI 2019 Summit pada hari pertama, 6 November 2019.

ABDI Chairman, Dr. Rudi Rusdiah bersama VP of Data Science Gojek Syafri Bahar dan Walter Kaminski

Dan pada hari kedua, 7 November 2019 berkenan dibuka oleh Menristek RI, Dr. Bambang Brodjonegoro. Hadir bersama para C Level, EVP dan Pakar dari dalam negeri seperti PT Telekomunikasi Indonesia, PT Pos Indonesia, Gojek, BAKTI, BCA, BRI, Lintasarta, Bubu.com, LPJKN, Microsoft Indonesia, GDP Venture, Fortinet, Micronics Group, Adakom, Universitas Budi Luhur, KG Media, MetroTV.

Dari manca negara hadir pembicara dari Alibaba Clouds (China), Appier (Taiwan), SparkBeyond (Timur Tengah), Jubilee Ace (Singapore), Rosebay (India/Nepal), Oracle Asia Pacific, NetAssist (Malaysia) dan Powerry, NeuroNet (Rusia), Diplo (EU) menjadikan DataGovAI 2019 event Summit, Awards dan Expo tentang Big Data & AI terbesar 2019 di Indonesia.

30 Perusahaan mendapat apresiasi penghargaan dan anugerah awards pada acara DataGovAI 2019 Summit, Awards & Expo (DataGov AI 2019). Pada tahun kedua DataGovAI 2019 ini ABDI lebih banyak memberikan penghargaan apresiasi karena lebih banyak perusahaan/Enterprise yang berkolaborasi dengan ABDI dan memberikan banyak kontribusi terhadap industri Big data & AI.

Malam Apresiasi Awards DataGovAI 2019.

Penerima Awards dipandang telah berhasil mengimplementasikan TI dan Tata Kelola TI atau biasa disebutIT Governance di sektornya masing-masing dalam mendukung pertumbuhan bisnisnya dan menunjang pembangunan nasional. Acara puncak penghargaan tersebut berlangsung dalam Gala Dinner DataGov AI 2019 di di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu, 6 November 2019.

Host Welcome Address: “Evolution of Human Augmented Technology Towards AI” oleh Dr. Rudi Rusdiah, ABDI Chairman

Ketua Penyelenggara yang juga Ketua Umum ABDI DR. Rudi Rusdiah menjelaskan bahwa ajang penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi yang diharapkan semakin mendorong akselerasi implementasi dan penggunaan digital technology, transformasi ke Big Data & AI baik di kalangan dunia usaha, industri, institusi kepemerintahan, serta instansi lainnya, karena akan berimplikasi luas bagi upaya peningkatan daya saing pembangunan nasional di kancah global.

DataGovAI 2019 mengusung tema “Managing The Next Big Data Technology Revolution, Data Governance & AI,” dan Sub Tema “Considering Data as the Future New Digital Energy & Capital towards AI era Facilitating Nation’s ICT, Banking, Fintech, Ecommerce, Logistic, Medical, Industry 4.0, Government, Academic in Data & AI Governance Initiative, Summit & Agenda.”

Data governance sedang populer di dunia. Tanpa data governance atau tata kelola data yang baik maka posisi user dan konsumen akan rentan menghadapi enterprise data controller atau processor yang memproses dan mengumpulkan jutaan data konsumen. (*)

Sukses ABDI Gelar Big Data Hadoop Training

Asosiasi Big Data & AI (ABDI) dan Majalah Komite.id menggelar training Big Data Hadoop With Analytics, Transforming Traditional IT Database Admin, Programmers, Analyst to Data Engineer (Scientist). Training dilaksanakan selama tiga hari mulai Senin (29/7) sampai Rabu (31/7) di Sambara Resto, Jalan Cipete Raya, Jakarta.

Boy Indra Lesmana, yang mewakili Ramzi Efendi dari Oracle Indonesia, memberikan pemaparan materi kepada peserta training.

Ketua Umum ABDI, Dr. Rudi Rusdiah dalam pembukaan Training Big Data Hadoop, mengatakan bahwa pemanfaatan ekosistem Hadoop Big Data merupakan hal yang tak terhindarkan di era disrupsi teknologi Revolusi Industri 4.0 ini, karena ekosistem Hadoop dapat menghemat investasi besar perusahaan anda yang dahulu menggunakan software dan server Database tradisional seperti Microsoft, Oracle, IBM SQL & RDBMS. Bahkan sekarang Oracle, Microsoft, Amazon AWS, IBM juga menggunakan platform Hadoop, karena Hadoop ekosistem sifatnya Open source via Apache Open Foundation (AOF). Itulah sebabnya training Hadoop oleh ABDI didukung oleh hampir semua vendor antara lain Oracle, Dell IBM, maupun peserta training dari berbagai industri seperti media, ritel, manufakturng, perbankan, fintech bahkan pemerintah, terutama yang memiliki data klien yang besar. Menurut Rudi, ada dua industri atau perusahaan yang memiliki banyak data antara lain Perbankan dan Telekomunikasi.

ABDI Big Data Training yang diselenggarakan selama 3 hari di Sambara Resto – Jakarta, 29-31 Juli 2019

Kegiatan yang dihadiri oleh 30 peserta ini diawali dengan pemaparan dari pemateri Furqonudin Ramdhani praktisi Big Data yang membahas mengenai teknologi Hadoop dan ekosistem Apache Hadoop, yang merupakan platform sistem untuk storage dan processing secara terdistribusi untuk data raksasa dengan commodity server. Platform Clouds dari Microsoft Azure, Oracle Clouds, AWS, IBM telah memasukan Hadoop dalam portofolio produknya.

“Hadoop adalah sekumpulan software atau software framework dalam ekosistem big data, yang saling bekerja sama untuk menyimpan dan mengolah data, layaknya data warehouse atau data lake”. Selain Furqonuddin, pemateri lainnya adalah Wahyu dari Cloudera dan Ramzi Efendi diwakili oleh Boy Indra Lesmana dari Oracle Indonesia.

Penyerahan sertifikat kepada salah satu peserta training, Nia dari Indomaret Group.

Salah satu peserta training, Nia dari Indomaret Group mengaku bahwa perusahaanya belum pernah implementasi teknologi baru (Hadoop), masih menggunakan Database struktural tradisional. Melalui training Big data ini, dia ingin mengetahui sejauh mana penerapan teknologi Hadoop bisa mepercepat proses volume data perusahaan yang berkembang semakin besar dengan biaya investasi ICT yang lebih murah.

Sementara Noval Amar dan Muhamman Taufan dari Fiberstar mengaku akan mencoba mengimplemntasi Hadoop dari teknologi tradisional Small Data ke Big Data. Dia juga ingin mengetahui pengalaman perusahaan yang sudah menggunakan Hadoop. “Harapan saya mengikuti training ini, ingin mengetahui lebih dalam ekosistem dari Hadoop sampai visualisasinya,” kata Taufan.

Si Ying Wong – Assistant Manager Business Relationship SingEx Exhibitions Pte Ltd Singapore saat mempresentasikan SFF 2019.

Training Big Data Hadoop ini sukses. Di akhir training, ABDI menyerahkan sertifikat dan souvenir yang disponsori oleh Oracle Indonesia. Selain itu Si Ying Wong – Assistant Manager Business Relationship SingEx Exhibitions Pte Ltd Singapore juga berkesempatan memberikan presentasi mengenai kegiatan Singapore Fintech Festival 2019 yang akan diselenggarakan di pertengahan November 2019, di mana ABDI dan Komite.ID sebagai mitra partner, sesudah acara DataGovAI 2019 di JCC, Jakarta.

Sekitar November 2019, ABDI akan menggelar 2 event training lainnya: DATA SCIENCE BOOTCAMP (Machine Learning – Deep Learning – AI) dan DATA VISUALIZATION (Communicate your data – Get the insights!) selama 3 hari untuk membangun komunitas serta kompetensi Data Engineer dan Scientist Indonesia.*

LKPP Menerima Penghargaan Best IT & DT Tech Governance Kategori Government eProcurement

Jakarta, ABDI – Pada Rakornas LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah) di Sabuga Center ITB Bandung, akhir Oktober 2018 lalu, ABDI memberikan apresiasi khusus (Awards) kepada Dr. Agus Prabowo, Kepala LKPP atas kesuksesannya dalam implementasi Tata Kelola Data sebagai Aset dan Perlindungan data Stakeholder selama masa kepemimpinan. Apresiasi ini diberikan mengingat data eprocurement nasional sangat strategis dan tinggi untuk perekonomian Indonesia.

Moment apresiasi ini sungguh dramatis, kebetulan Agus berulang tahun yang ke 60, batas usia sebelum pensiun dan sekaligus untuk pamit pada Rakornas 2018 ini.

Penyerahan Piagam kepada Dr. Agus Prabowo, Kepala LKPP oleh Dr. Rudi Rusdiah, Chairman ABDI.

 

Penghargaan “Best IT & DT Governance 2018” untuk kategori “Indonesian Government eProcurement 2018” diberikan kepada LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) Pusat yang telah sukses melakukan reformasi dan transformasi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menjadi lebih mudah, efisien, cepat, akuntabel dan trusted (dipercaya) dengan menerapkan IT (Information Technology) & ke depan DT (Data Technology) serta Tata Kelola (Governance) nya. Juga sukses implementasi Tata Kelola Data sebagai Aset & Perlindungan data stakeholdernya seluruh LPSE dan ULP di Indonesia.

Untungya selama 10 tahun LKPP telah berhasil membangun Corporate Culture budaya LKPP, sehingga modernisasi pengadaan dan perubahan Paradigma menjadi lebih mudah dan cepat serta dapat dipercaya oleh stakeholder LPSE dan ULP seluruh Indonesia. **

ABDI Gelar “Big Data Governance and AI Awards I” di Indonesia

Jakarta, ABDI – Pentingnya penanganan big data (data besar), termasuk data analytic, kian disadari leh para pelaku usaha, industri, hingga institusi kepemerintahan. Sebagai upaya meng- encorage (mendorong) dan mengapresiasi atas upaya tersebut, Asosiasi Big Data & AI (ABDI), majalah/portal Komite.ID dan SingEx (PT Omni eComm Expo), bekerjsama dengan sejumlah lembaga yang berkompeten yang didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar “Big Data Governance and AI Awards 2018”, di Jakarta.

Di era teknologi digital yang makin berkembang pesat dan penggunaan Internet of Tings (IoT) di berbagai kalangan yang kian massif, Big data (data besar) menjadi keniscayaan yang tak terhindarkan. Setiap harinya, baik dunia bisnis, industri, institusi goverment maupun masyarakat, menyumbangkan jutaan dat, baik unstructured data atau data tidak terstruktur (data-data acak seperti teks, suara, video, dan lain sebagainya), hingga data yang terstruktur. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan media sosial dan berbagai aplikasi yang mereka gunakan sehari-hari, yang menjadi faktor penunjang terjadinya ledakan data dan meroketnya beragam informasi.

Banyak peluang dan juga tantangan dari adanya ledakan data besar ini. Beberapa faktor yang mempengaruhi ledakan data (explosion of data), mulai dari berkembangnya digital life style, maraknya penggunaan perangkat digital dan internet, smart concept (smart city, smart building, dan lainnya). Ledakan data akan makin kompleks, baik yang terstruktur maupun tidak yang juga membutuhkan metode penanganan yang lebih baik, hingga proses metode analisa (advancements in analytics method). Big data, juga membutuhkan adanya perubahan dalam komponen teknologi penyimpanan (change in technology stack), hingga perlindungan aspek keamanannya (security system).

“Di era digital, ledakan data akan semakin tak terbendung. Ini tantangan, tapi juga ada peluang, karena ke depan data akan makin memegang peran penting untuk meningkatkan daya saing, baik bagi dunia usaha, industri atau institusi apa pun. Artinya data memegang peran strategis masa depan karena dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Pengelolaan big data dengan baik, sangat relevan dalam rangka memasuki era industry 4.0,” ungkap Chairman ABDI Rudi Rusdiah, di sela acara penganugerahan “Big Data Governance and AI Awards 2018”, (17/10) malam, di Jakarta.

Kegiatan yang diprakarsai ABDI bersama Singapore Event Manager mendapat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan informatika, OJK (Otoritas Jasa Keuangan), BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), Kementerian Perindustrian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI. Peoses penjurian di antaranya dilakukan melalui riset lapangan dengan melibatkan tim Dewan Juri dari Australian Securities Company, Rosebay Consulting, BSSN, UN Gov Expert Group, AsDep 7 KemenkoPolhukam, APJII, Asosiasi Cloud Computing Indonesia, ADEI, CMO Paques Analytics, MarkPlus Inc. , ICT Consultant.

Adapun metode penilaian dilakukan dengan menggunakan market research, kuesioner dan rekomendasi / penilaian dari customer, hasil riset internal & Public Via di Internet, Sosial Media yang dikompilasi. Setelah itu, dilakukan penilaian berdasarkan sidang dewan juri, penasehat dan steering committe.

Menurutnya, apresiasi dan penghargaan ini sangat penting untuk mendorong banyak perusahaan ataupun institusi dalam mengantisipasi dan menangani pengelolaan big data di institusi atau perusahaannya. Tujuan acara ini, kata Rudi, untuk mensosialisasikan tata kelola bagi perusahaan dalam penanganan big data sebagai satu kesataun dalam pengembangan infrastruktur IT perusahaan. Dengan tata kelola yang baik, maka bisa meminimalisasi kesalahan dalam penanganan big data yang kini telah berkembang pesat.

Big data memiliki sifat high-volume, high-variety, dan high-velocity. Artinya, ke depan data digital akan sangat melimpah, ragamnya sangat banyak, yang bisa didapatkan secara real-time dari berbavgai peprangkat dan jaringan digital. Banyak informasi yang bisa didapat dari sana, di mana dengan pengolahan data yang baik dan efisien, bisa membantu meningkatkan kinerja untuk berbagai aktivitas maupun dunia bisnis.

“Kita mendorong perusahaan berinovasi dengan penggunaan big data. Ini sesuatu yang sangat relevan memasuki industri 4.0, di mana harus terkoneksi ke teknologi dengan baik. ‎Makanya dalam kegaitan ini, kita berikan penghargaan kepada perusahaan atas pencapaiannya. Tahun ini merupakan pertama kalinya diadakan, kita harapkan ke depan bisa lebih banyak lagi partisipan dalam kegiatan ini,” ungkap Rudi.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara dalam sambutannya saat acara penganugerahan ini menyatrkan, atas nama pemerintah pihaknya, sangat menyambut baik dan mengucapkan terima kasih adanya kegiatan semacam ini. Diharapkan event seperti ini akan bisa mendorong adanya inovasi-inovasi baru, terkait pengembangan sektor ICT di Tanah Air.

“Hal ini sejalan dengan tekad pemerintah untuk membangun ekosistem digital dan percepatannya, terutama dalam rangka memasuki era ekonomi digital dan industri 4.0 yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai strategi dalam meningkatkan daya saing industri dan ekonomi nasional di masa depan,” ungkap Menkominfo, Rudiantara saat memberikan sambutan di acara “Data Technology Governance, AI and Analytics Summit & Awards 2018”.
Ajang pengharaan ini, diharapkan bisa makin mendorong akselerasi implementasi dan penggunaan digital technology, baik di kalagan dunia usaha, industri, institusi kepemerintahan, serta instansi lainnya, karena akan berimplikasi luas bagi upaya peningkatan daya saing pembangunan nasional di kancah global. Dalam kaitan ini, Menkominfo juga berharap agar para vendor dan perusahaan-perusahaan pengembang solusi ICT, bisa terus berinovasi sebagai antisipasi untuk memenuhi tren tuntutan kebutuhan solusi ICT yang juga makin tinggi di kalangan dunia usaha dan berbagai institusi lainnya. **

ABDI Minta Pemerintah Konsisten Soal Aturan Data Center

Jakarta, ABDI – Asosiasi Big Data & AI (ABDI) berharap pemerintah tetap konsisten dengan menerapkan peraturan bahwa penempatan pusat data atau Data Center untuk keperluan publik harus berada di Indonesia yang terbukti telah mampu menumbuhkan industri supply chain data center maupun clouds di Indonesia. Selain itu, juga berkaitan dengan perlindungan data masyarakat.

“Pemerintah mestinya konsisten dalam masalah data center ini. Jika memang ada rencana revisi difokuskan pada masalah sanksinya harus lebih jelas dan tegas apabila ada PSTE yang melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE) agar meningkatkan kepastian hukum di wilayah Indonesia,” kata Ketua ABDI Rudi Rusdiah dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis (1/11), terkait rencana pemerintah merevisi PP No. 82 tentang PSTE.

Rudi menambahkan, jika pemerintah beralasan bahwa dalam pelaksanaannya tidak semua PSTE mematuhi kebijakan ini, bukan berarti bahwa kebijakan penempatan Data Center (DC) dan Disaster Recovery Center (DRC) di wilayah Indonesia adalah salah, namun yang salah adalah tidak adanya pasal atau ayat sanksi jika kebijakan ini tidak dipatuhi oleh PSTE. “Jadi seandainya PP 82/2012 perlu direvisi, menurut ABDI hanya pasal sanksi ini saja yang krusial dan perlu ditambahkan (direvisi),” tuturnya.

Rudi berpandangaan, jika ada kewajiban penempatan DC di wilayah Indonesia seperti di PP 82/2012 (sebelum rencana revisi.red), maka nampak terbukti Jack Ma, dari Alibaba berjanji menanamkan investasi infrastruktur Cloudsnya di Indonesia. Juga kedatangan petinggi Amazon meyakinkan investasi IDR 14 triliun (SG$1.3 miliar) dalam kurun waktu 10 tahun. Pastinya, tidak benar adanya peryataan bahwa PP 82/2012 membatasi investasi asing di bisnis ecommerce dan clouds di Indonesia, bahkan terbukti menarik investasi.

Namun, kemudian pertanyaannya jika kebijakan keharusan menaruh data centernya di Indonesia ini dirubah (PP 82/2012), apakah Albaba dan Amazon yang sudah commited akan berubah di masa depan dengan menaruh data centernya di Singapura misalnya karena tidak ada lagi keharusan seperti pada PP 82/2012. “Banyak bisnis penunjang dan infrastruktur DC yang berkembang pesat di Indonesia. Bahkan banyak vendor AS raksasa seperti PT IBM Indonesia, PT Microsoft Indonesia, PT Dell Indonesia, HP Indonesia akan mendapatkan banyak bisnis pengadaan peralatan Server, peralatan Network dan lain sebagainya).

Seperti misalnya CISCO, Palo Alto akan mendapatkan banyak bisnis pengadaan network dan security termasuk perusahaan seperti Redhat, Nutanix, Symantek anti virus, dan banyak vendor besar Raised Floor, UPS (Power Supply) Data center yang mendapatkan banyak pesanan dengan semakin banyaknya Data Center yang akan dibangun di Indonesia karena kebijakan PP 82/2012 ini.

Berdasarkan Data dari IpSos Business Consulting (lihat lampiran): Data Center Market di Indonesia meningkat pesat CAGR 24.65% dari USD 1.1 miliar(2015) menjadi USD 1.8 miliar (2017) bahkan menjadi USD 2.3 miliar (2018) setara diatas Rp 30 Triliun. Bayangkan besarnya dampak PP 82/2012 yang sudah ada sejak 2012 terhadap bisnis data center di tanah air.

“Terbukti banyak bisnis clouds akan tumbuh di Indonesia baik yang lokal (Telkomsigma, Telkomsel, Datacomm ditunjang oleh Microsoft Azure). Statistik Cloud Computing spending di Indonesia meningkat drastis menjadi USD 1.14 miliar (2017) dan USD 1.3 miliar (2018) dari hanya USD 160 juta (2012) saat PP 82/2012 baru saja terbit. Jadi tentu majoritas pemain Clouds tentu memanfaatkan peraturan terkait keharusan DC di wilayah Indonesia dari PP 82/2012,” paparnya.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengklaim telah melibatkan seluruh stake holder dalam Revisi PP 82/2012. Beleid ini salah satunya mengatur penempatan DC dan DRC. Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Pangerapan mengatakan Kominfo melibatkan lembaga terkait atau panitia antar kementerian untuk membahas materi muatan serta telah mendapatkan masukan dari pelaku usaha, akademisi, praktisi dan asosiasi terkait. Pihaknya selalu terbuka bagi para asosiasi untuk terlibat dalam penyusunan revisi PP ini.

Semuel mengatakan revisi ini dimulai setelah UU ITE Perubahan atau UU 19/2016 disahkan. Pada Mei 2018, peraturan ini telah melewati pembahasan harmonisasi di Kemenkumham. Sekitar Mei 2018 pada tahapan pembahasan harmonisasi di Kemenkumham ada beberapa masukan dari kementerian/lembaga dan masyakarat. Saat ini, beleid terkait PSTE dalam tahap finalisasi oleh Sekretariat Negara untuk pengecekan. Sebelumnya Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) melakukan pengecekan agar PP No.82 tidak terjadi tumpang tindih dengan aturan yang sudah ada. **

Petaka Bagi Regulator & Pengawas Sektoral Jika Peraturan Data Center Fisik menjadi Klasifikasi Resiko Data

Jakarta, ABDI – Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Revisi PP 82 /2012 oleh Menteri Kominfo sudah mencapai dengar pendapat dengan Asosiasi dan Masyarakat Telematika dan Ditjen Aptika di Ruang Rapat Gedung Utama, Kementrian Sektretariat Negara RI dipimpin langsung oleh Lydia Silvanna Djaman, Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan, Kementrian Sekretariat Negara.

Menurut Lydia sebelum draft RPP dibawa Kepresiden sebaiknya di diskusikan dengan komunitas terlebih dahulu, sehingga kedepan ada pilihan kembali ke kementrian kominfo untuk dikaji ulang dan dibuatkan studi akademis yang lebih matang, atau ditandatangani oleh Presiden RI. Juga hadir wakil dari Lembaga Pemerintah antara lain Syahrul Mubarak, Sekretaris Utama, BSSN (BadanSiber & Sandi Negara); Marsekal Muda TNI Rus Nurhadi, Deputi 7, Kemenko Polhukam; Mira Thayyiba, Direktur Kementerian Koordinator Bidan Perekonomian; Wakil dari BKPM. Delegasi Kominfo dipimpin oleh Semuel A Pangerapan,Dirjen Aptika; Mariam Barata, SesDirjen Aptika; dan jajarannya.

Asosiasi yang hadir Alex Budiyanto, Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI); Teddy S, Indonesia Data Centre Provider (IdPro); Benyamin P Naibaho, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Rudi Rusdiah, Asosiasi Big Data & AI (ABDI); Kristiono Ketua Umum Masyarakat Telematika (Mastel).

Pandangan kompak Asosiasi yang hadir menolak revisi PP 82/ 2012 pasal 17 ayat 1 tentang DataCenter untuk Keperluan Public Harus berada di wilayah NKRI dan ayat 2 tentang tugas Instansi Pengawas dan Pengatur Sektor terkait jika ada ketentuan lebih lanjut setelah berkoordinasi dengan Menteri. Revisi yang diajukan oleh Menteri Kominfo adalah mengubah pasal 17 dari peraturan mengenai keberadaan fisik Data Center untuk pelayanan publik di tanah air menjadi pengaturan klasifikasi Data Strategis; Data Resiko Tinggi dan Data Resiko Rendah yang dianggap akan membuat ketidak pastian hukum karena sifat Data yang tidak berwujud dan akan lebih sulit di atur ketimbang pengaturan letak Data Center secara fisiknya di Indonesia sehingga kedaulatan data dan negara bisa ditegakkan.

Kristiono menimbang perlunya untuk terlebih dahulu menggolkan draft UU Perlindungan Data Pribadi karena jika definisi dari data tidak jelas dan dengan semakin masifnya perkembangan data maka jelas PP 82/2012 hasil revisi akan menimbulkan banyak masalah misinterpretasi soal klasifikasi Data.

ABDI, sebagai asosiasi yang spesialisasi di supply chain data dari hulu hingga hilir, dari sejak data di ciptakan, disimpan, dikirim, diproses analytics dan AI hingga proses pemusnaan data (Right to be forgotten) melihat bahwa pengaturan mengenai data akan menimbulkan polemik, ketidak pastian hukum dan tumpang tindihnya kewenangan dari tugas instansi Pengatur dan Pengawas Sektoral dan Penegak Hukum.

Pertama dengan makin masifnya perkembangan big data dan semakin banyaknya ragam data yang unstructured (tanpa struktur) akan menimbulkan kebingungan bagi regulator, Instansi Pengatur dan Pengawas Sektoral dan Penegak hukum (IPPS) mengikuti dinamika perkembangan big data.

Peraturan sebelumnya PP 82/2012 sudah sangat baik mengatur objek fisik dari data yaitu Data Centrenya pada pasal 17 ayat 1. Sedangkan ayat 2 adalah kewenangan sektoral untuk mengatur lebih lanjut agar setiap sektor yang sangat sensitif dan spesifik seperti Data Pesawat di Perhubungan; Data Keuangan di Perbankan diatur content datanya sesuai dengan kepentingan sektoral.

Bayangkan bagaimana sulitnya jika yang diatur adalah Data Klasifikasi, mengingat mengatur fisik Data Centre saja sudah sulit, apalagi content datanya yang banyak bersifat confidential, rahasia berdasarkan klasifikasinya dan juga data adalah objek tanpa bentuk disebut digital goods.

Firasat ABDI jika PP 82/2012 tetap di revisi dan diberlakukan tanpa ada kajian yang mendalam terlebih dahulu terkait klasifikasi data dan ujug ujug dijadikan Peraturan Pemerintah baru yang mengatur Klasifikasi Data, maka yang terjadi adalah petaka kesimpangsiuran, ketidak pastian dan tumpang tindih nya proses di regulasinya oleh IPPS dan Penegakan Hukum akan semakin sulit.

Para Wakil Asosiasi yang hadir berharap agar Sekretariat Negara mengembalikan berkas RPP tentang Revisi PP 82/2012 ke Kementrian terkait untuk dilakukan kajian naskah akademis yang lebih menyeluruh, holistik dan komprehensif mengenai Big Data Technology, Data Analytics dan Data Klasifikasi terlebih dahulu.

Saran ABDI, dari pada terburu buru melakukan Revisi PP 82/2012 lebih baik membuat dan melengkapi Permen penunjang PP 82/2012 yang masih belum diselesaikan, termasuk Permen mengenai Sanksi pada pasal 84 dan juga melakukan pekerjaan koordinasi besar lintas sektoran dengan semua IPPS sektoral untuk menyiapkan peraturan pendukung di masing masing sektor terkait content data dari Pengaturan tata letak data center yang harus berada diwilayah Indonesia. Sudah 6 tahun kami menunggu Permen (Peraturan Menteri) dan peraturan pendukungnya sejak PP 82/2012 diberlakukan pada tahun 2012 hingga hari ini, namun mengapa yang keluar malah keinginan merevisi PP 82/2012 yang masih penuh lubang karena banyak Permen yang belum di buat. Saran kami sebaiknya enerji digunakan untuk membuat Permen (Peraturan Menteri) yang lebih mudah dari pada merevisi sebuah PP (Peraturan Pemerintah).

Semoga aspirasi asosiasi dan komunitas didengar dan dengan pendekatan ini Indonesia memiliki peraturan dan perundang undangan terkait keberadaan data masyarakat Indonesia di NKRI. Sehingga kedaulatan data; bisnis data center, clouds, IoT, Data analytics dan AI dapat benar benar menjadi the Next Oil or Energy of Indonesia. **